Lambang Negara Malaysia
Malaysia adalah sebuah negara federasi yang terdiri dari tiga belas negara bagian
dan tiga wilayah persekutuan di Asia Tenggara dengan luas 329.847 km
persegi Ibukotanya adalah Kuala Lumpur, sedangkan Putrajaya menjadi pusat pemerintahan persekutuan.
Jumlah penduduk negara ini melebihi 27 juta jiwa. Negara ini dipisahkan ke
dalam dua kawasan Malaysia Barat dan Malaysia Timur oleh Kepulauan Natuna, wilayah Indonesia
di Laut Tiongkok Selatan. Malaysia berbatasan dengan Thailand, Indonesia, Singapura, Brunei, dan Filipina. Negara ini terletak di dekat khatulistiwa dan beriklimtropika. Kepala negara Malaysia adalah Yang di-Pertuan Agong dan pemerintahannya dikepalai oleh seorang Perdana Menteri. Model pemerintahan Malaysia mirip dengan sistem parlementer Westminster.
Malaysia sebagai negara persekutuan tidak
pernah ada sampai tahun 1963. Sebelumnya, sekumpulan koloni didirikan olehBritania Raya pada akhir abad ke-18, dan bagian barat Malaysia modern terdiri dari
beberapa kerajaan yang terpisah-pisah. Kumpulan wilayah jajahan itu dikenal
sebagai Malaya Britania hingga pembubarannya pada 1946, ketika kumpulan itu disusun kembali
sebagai Uni Malaya. Karena semakin meluasnya tentangan, kumpulan itu lagi-lagi disusun
kembali sebagai Federasi Malaya pada tahun 1948 dan kemudian meraih
kemerdekaan pada 31 Agustus 1957.
Pada 16 September 1963 sesuai dengan Resolusi Majelis Umum
PBB 1514 dalam proses dekolonialisasi, Singapura, Sarawak,Borneo Utara atau yang sekarang lebih dikenal
sebagai Sabah berubah menjadi negara bagian dari
federasi bentukan baru yang bernama Malaysia termasuk dengan Federasi Malaya. dan pada 9 Agustus 1965 Singapura
kemudian dikeluarkan dari Malaysia dan menjadi negara merdeka yang
bernama Republik Singapura. saat tahun-tahun awal pembentukan federasi baru terdapat pula tentangan
dari Filipina dan konflik militer dengan
Indonesia.
Daftar isi
- 1Etimologi
- 2Sejarah
- 3Politik dan Pemerintahan
- 4Pembagian administratif
- 4.1Malaysia Barat (Semenanjung)
- 4.2Malaysia Timur
- 5Kota-kota Besar
- 6Geografi
- 6.1Sumber daya alam
- 7Demografi
- 7.1Agama
- 7.2Pendidikan
- 7.3Kewarganegaraan
- 8Ekonomi
- 10Budaya
- 11Pariwisata
·
Rangkuman
Etimologi
Peta Malaysia Tempo Dulu
Kata Malaysia terlihat pada
peta tahun 1914 dari sebuah atlas Amerika.
Nama "Malaysia" diadopsi pada 1963
ketika Federasi Malaya bertambah Singapura, Sabah, dan Sarawak membentuk federasi bernama Malaysia. Tetapi
nama itu sendiri pernah membingungkan ketika dipakai untuk merujuk
wilayah-wilayah di Asia Tenggara. Sebuah peta yang diterbitkan pada 1914
di Chicago menampilkan nama Malaysia pada
wilayah tertentu di Nusantara. Politikus di Filipina pernah menghendaki penamaan negara
mereka sebagai "Malaysia", tetapi Malaysia-lah yang pertama
mengadopsi nama itu pada 1963 sebelum Filipina bertindak lebih jauh tentang
masalah itu. Nama lain pernah dianjurkan untuk federasi 1963. Di antaranya
adalah Langkasuka (Langkasuka adalah sebuah kerajaan kuno yang berada di bagian hulu
Semenanjung Malaya pada milenium pertama masehi).
Bahkan mundur lebih jauh lagi, seorang etnolog Inggris, George Samuel Windsor Earl, di dalam jilid IV
Jurnal Kepulauan India dan Asia Timur pada 1850 mengusulkan untuk menamai
kepulauan Indonesia sebagai Melayunesia atau Indunesia,
kendati dia lebih menyukai yang terakhir.
Sejarah
Prasejarah
Sisa-sisa arkeologis ditemukan di Malaysia Barat, Sabah, dan Sarawak. Semang memiliki
leluhur jauh di Semenanjung Malaya, merujuk pada pemukiman pertama dari Afrika, lebih dari 50.000 tahun lalu. Senoi muncul
sebagai kelompok campuran, dengan hampir sebagian silsilah dari garis nenek
moyang Semang dan sebagiannya lagi Indocina. Hal ini bersesuaian dengan dugaan bahwa
mereka mewakili keturunan penutur Austronesia kuno, kaum tani, yang membawa
bahasa dan teknologi mereka ke bagian selatan semenanjung kira-kira 5.000 tahun
lalu dan menyatu dengan penduduk asli. Manusia Proto Melayu lebih beraneka ragam, dan meskipun
mereka menunjukkan beberapa kaitan dengan Asia Tenggara kepulauan, beberapa di
antaranya juga memiliki leluhur di Indocina dari zaman Maksimum Glasial Terakhir, diikuti oleh
penyebaran Holosen-dini melalui Semenanjung Malaya ke Asia Tenggara kepulauan.
Para Pemimpin Malaysia
Sejarah dini
Semenanjung Malaya berkembang sebagai pusat perdagangan utama di Asia Tenggara, karena berkembangnya perdagangan
antara Tiongkok dan India dan negara lainnya
melalui Selat Malaka yang sibuk. Claudius Ptolemaeus menunjukkan
Semenanjung Malaya pada peta dininya "Golden Chersonese" dengan Selat
Malaka ditulis sebagai "Sinus Sabaricus". Dari
pertengahan hingga akhir milenium pertama, sebagian besar semenanjung,
begitupun Nusantara berada di bawah pengaruh Sriwijaya.
Kerajaan Melayu yang paling awal tercatat
dalam sejarah tumbuh dari kota-pelabuhan tepi pantai yang dibuat pada abad 10.
Di dalamnya termasuk Langkasuka dan Lembah
Bujang di Kedah, dan juga Beruas dan Gangga Negara di Perak dan Pan Pan di Kelantan. Diperkirakan semuanya adalah kerajaan Hindu
atau Buddha. Islam tiba
pada abad ke-14 di Terengganu.
Terdapat banyak kerajaan Tiongkok dan India
pada abad ke-2 dan ke-3 Masehi sebanyak 30 buah menurut sumber Tiongkok.
Kedah—dikenal sebagai Kedaram, Cheh-Cha (menurut I-Ching), atau Kataha di dalam
tulisan Palawa atau bahasa Sanskerta kuno berada di jalur serbuan pedagang
dan raja India. Rajendra Chola, Kaisar Tamil kuno yang diduga berada di sekitar Kota
Gelanggi, menjadikan Kedah tunduk pada 1025, tetapi
penggantinya, Vira Rajendra Chola, harus melumpuhkan
pemberontakan Kedah untuk mengatasi para penyerbu. Kedatangan Chola berhasil
meredam keagungan Sriwijaya, yang memberi pengaruh besar kepada Kedah dan Pattani bahkan sampai ke Ligor.
Kerajaan Buddha, Ligor mengambil kendali Kedah segera
setelahnya, dan rajanya, Chandrabhanu menggunakan tempat ini sebagai basis untuk menyerang Sri Lanka pada abad ke-11, sebuah peristiwa yang
dipahat di atas prasasti batu di Nagapattinum di Tamil Nadu dan di dalam kisah-kisah bangsa Sri
Lanka, Mahavamsa. Selama milenium pertama, masyarakat di Semenanjung Malaya
mengadopsi Hindu dan Buddha dan penggunaan bahasa Sanskerta hingga mereka beralih kepada Islam.
Ada beberapa laporan dari wilayah lain yang lebih tua
dari Kedah misalnya kerajaan kunoGangga Negara, di
sekitar Beruas di Perak,
mendorong sejarah Malaysia lebih jauh ke belakang. Jika itu belum cukup, sebuah
puisi Tamil, Pattinapillai, dari abad ke-2 M, menjelaskan
barang-barang dari Kadaram menumpuk di jalanan ibukota Chola. Sebuah drama
sanskerta dari abad ke-7, Kaumudhimahotsva, merujuk Kedah sebagai
Kataha-nagari. Agnipurana juga menyebutkan sebuah daerah yang
dikenal Anda-Kataha dengan salah satu batasnya menggambarkan sebuah puncak
gunung, yang diyakini para sarjana sebagai Gunung Jerai. Kisah-kisah dariKatasaritasagaram menjelaskan
kemewahan hidup di Kataha.
Gedung Sultan Abdul Samad di Kuala Lumpur, kompleks Pengadilan Tinggi Malaysia dan Pengadilan Perdagangan. Kuala Lumpur adalah
ibukota Negara-negara Melayu Bersekutu dan ibukota Malaysia saat ini.
Pada permulaan abad ke-15, Kesultanan Melaka didirikan di bawah
sebuah dinasti yang didirikan oleh Parameswara, pangeran dari Palembang, Indonesia, di dalam kerajaan Sriwijaya.
Penaklukan memaksa dia dan pendukungnya melarikan diri dari Palembang. Untuk
menghindari penganiayaan, Parameswara berlayar ke Temasek demi mendapatkan perlindungan Temagi, seorang penghulu Melayu dari Pattani yang ditunjuk oleh Raja Siam sebagai bupati Temasek. Beberapa hari kemudian,
Parameswara membunuh Temagi dan mengangkat dirinya sendiri sebagai bupati.
Kira-kira lima tahun kemudian, dia meninggalkan Temasek karena ancaman dari
Siam.
Selama periode ini, Temasek juga diserang oleh serombongan armada Jawa dari Majapahit.
Dia kemudian memimpin ke utara untuk
mendirikan permukiman baru. Di Muar, Parameswara berkehendak mendirikan kerajaan
barunya di Biawak Busuk atau di Kota Buruk. Mengetahui lokasi Muar tidaklah
cocok, dia meneruskan perjalanannya ke utara. Di sepanjang jalan, dia
mengunjungi Sening Ujong (nama lama untuk Sungai Ujong modern) sebelum sampai
di sebuah perkampungan nelayan di bibir Sungai Bertam (nama lama untuk Sungai
Melaka modern). Tempat itu lambat laun berkembang menjadi lokasi Melaka masa kini.
Menurut Sejarah Melayu, di situlah dia
menyaksikan kancil mengecoh anjing ketika berteduh di bawah pohon Melaka.
Dia mengambil apa yang dia lihat sebagai pertanda yang baik dan kemudian dia
mendirikan sebuah kerajaan yang disebut Melaka, kemudian dia membangun dan
memperbaiki fasilitas untuk tujuan perdagangan.
Peralihan agama Parameswara ke Islam tidaklah jelas. Sabri Zain
mengemukakan, Parameswara menjadi seorang Muslim ketika dia menikahi seorang
Puteri Samudera Pasaidan menyertakan gelar bergaya Persia "Syah", dengan menyebut dirinya
Iskandar Syah . Juga ada referensi yang menunjukkan bahwa beberapa anggota
kelas penguasa dan komunitas saudagar yang menetap di Melaka telah menjadi
Muslim. Kisah-kisah Tiongkok menyebutkan bahwa pada 1414, putera penguasa
pertama Melaka mengunjungiMing untuk mengabari
mereka bahwa ayahnya telah wafat. Putera Parameswara diakui secara resmi
sebagai penguasa kedua Melaka oleh Kaisar Tiongkok dan bergelar Raja Sri Rama
Vikrama, Raja Parameswara dari Temasik dan Melaka dan dia dikenal sebagai tokoh
Muslim Sultan Sri Iskandar Zulkarnain Syah atau Sultan Megat Iskandar Syah, dan dia menguasai Melaka dari 1414 sampai 1424. [3] [4] Kerajaan ini menguasai wilayah yang
sekarang ini disebut Semenanjung Malaya, selatan Thailand (Pattani, dan pantai timur Sumatera. Kerajaan ini berlangsung selama lebih dari
satu abad, dan dalam periode tersebut menyebarkan Islam ke seluruh Nusantara. Melaka,
sebagai pelabuhan perdagangan penting, terletak hampir di tengah-tengah rute
perdagangan Tiongkok dan India.
Pada 1511, Melaka ditaklukkan oleh Portugal, yang mendirikan sebuah koloni di sana; maka
berakhirlah Kesultanan Melaka. Tetapi, Sultan terakhir melarikan diri ke Kampar,Riau, Sumatera dan meninggal di sana. Putera-putera
Sultan Melaka terakhir mendirikan dua kesultanan di tempat lain di semenanjung
& mdash; Kesultanan Perak di utara, danKesultanan Johor (mulanya
kelanjutan kesultanan Melaka kuno) di selatan.
Setelah jatuhnya Melaka, tiga negara berjuang menguasai Selat Malaka: Portugis (di Melaka), Kesultanan Johor,
dan Kesultanan Aceh. Konflik ini berlangsung sampai tahun 1641, ketika Belanda (bersekutu dengan Kesultanan Johor)
untuk merebut Melaka.
Kerajaan ini merupakan kelanjutan dari Kesultanan Malaka tua, tapi sekarang
dikenal dengan nama Kesultanan Johor, yang masih ada sampai
sekarang. Setelah jatuhnyaMelaka, tiga negara berebut untuk mengambil
kontrol Selat Malaka: Portugis (di Malaka), Kesultanan Johor, dan Kesultanan Aceh; dan peperangan berakhir pada 1641, ketikaBelanda (bersekutu dengan Kesultanan Johor)
merebut Malaka.
Setelah kemerdekaan
Mahathir Mohamad adalah pemimpin terdepan yang membuat Malaysia menjadi kekuatan
industri utama.
Kemerdekaan Malaya, Pulau Pinang dan Malaka dicapai pada 31 Agustus 1957 dengan nama Federasi Malaya. Singapura masih berada di bawah
kekuasaan Britania Raya pada saat itu karena letaknya yang stategis. Pada 16 September 1963, Federasi Malaya bersama-sama dengan koloni
mahkota Britania, yaitu Sabah (Borneo Utara), Sarawak, dan Singapura, membentuk Malaysia. Kesultanan Brunei, meski mulanya berminat menggabungi
Federasi, menarik kembali rencana penyatuan itu karena adanya penentangan dari
sebagian penduduk, juga dalih tentang pembayaran royalti minyak dan status
Sultan di dalam perencanaan penyatuan.
Tahun-tahun permulaan pembentukan atau
kemerdekaan diganggu oleh konflik dengan Indonesia yang dicetuskan oleh Soekarno melaluiDwikora karena ketidak sesuaian dengan laporan Sekretaris Jenderal
PBB menyangkut pelanggaran Manila Accord dalam pembentukan Malaysia, Dalam perjalanan federasi ini kemudiaan
diikuti dengan keluarnya Singapura pada 1965 karena kembali adanya ketidak
sesuaian dengan Perjanjian Pembentukan Malaysiadengan dipicu oleh
politik diskriminasi, dan pertikaian antar-ras di dalamInsiden 13 Mei pada 1969. Filipina juga
membuat pengakuan aktif terhadap Sabah dengan penyelesaian damai pada
periode itu berdasarkan penyerahan sebagian wilayah Kesultanan Brunei, yakni
bagian timur-utara kepada Kesultanan Sulu pada 1704. Pengakuan atas wilayah ini
masih dilanjutkan hingga saat ini oleh pihak Filipina. Setelah Insiden 13
Mei pada 1969, Kebijakan Ekonomi Baruyang kontroversial—upaya penaikan hasil bagi kue ekonomi bumiputra ("pribumi", yang menyertakan
sebagian besar orang Melayu, tetapi tidak selalu penduduk asli) dibandingkan
dengan kelompok suku lainnya—diluncurkan oleh Perdana Menteri Abdul Razak. Malaysia sejak saat itu memelihara
kesetimbangan politik kesukuan yang lunak, dengan sistem pemerintahan yang
memadukan pertumbuhan ekonomi dengan kebijakan ekonomi dan politik yang
menyokong keikutsertaan yang pantas dari semua ras.
Di antara tahun 1980-an dan pertengahan 1990-an,
Malaysia mengalami pertumbuhan ekonomi yang berarti di bawah kepemimpinan
perdana menteri keempat, Dr. Mahathir
Mohamad. Pada periode ini Malaysia mengalami lompatan dari ekonomi berbasis
pertanian ke ekonomi berbasis manufaktur dan industri (terutama bidang komputer
dan elektronika rumahan). Pada periode ini juga, bentang darat Malaysia berubah
dengan tumbuhnya beraneka mega-projek. Projek paling terkemuka adalah Menara Kembar Petronas (sempat menjadi gedung tertinggi di dunia),
Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur (KLIA),Jalan Tol Utara-Selatan, Sirkuit F1 Sepang, Multimedia Super Corridor (MSC),
bendungan Pembangkit Listrik Tenaga Air Bakun, dan Putrajaya, pusat pemerintahan persekutuan baru.
Politik dan Pemerintahan
Gedung Parlementer Malaysia
Federasi Malaysia adalah sebuah monarki konstitusional. Kepala negara persekutuan Malaysia adalah Yang di-Pertuan Agong, biasa disebut Raja Malaysia. Yang di-Pertuan Agong dipilih dari dan oleh
sembilan Sultan Negeri-Negeri Malaya, untuk menjabat selama
lima tahun secara bergiliran; empat pemimpin negeri lainnya, yang bergelar
Gubernur, tidak turut serta di dalam pemilihan.
Kantor Perdana Menteri Malaysia,Putrajaya
Sistem
pemerintahan di Malaysia bermodelkan sistem parlementer Westminster,
warisan Penguasa Kolonial Britania. Tetapi di dalam praktiknya, kekuasaan lebih terpusat
di eksekutif daripada di legislatif, dan judikatif diperlemah oleh tekanan
berkelanjutan dari pemerintah selama zaman Mahathir, kekuasaan judikatif itu
dibagikan antara pemerintah persekutuan dan pemerintah negara bagian. Sejak kemerdekaan pada 1957, Malaysia diperintah
oleh koalisi multipartai yang disebut Barisan Nasional (pernah
disebut pula Aliansi).
Perdana Menteri Malaysia saat ini, Tun Abdul Razak
Kekuasaan legislatur dibagi antara legislatur persekutuan
dan legislatur negeri. Parlemen bikameral
terdiri dari dewan rendah, Dewan Rakyat (mirip "Dewan Perwakilan Rakyat" di Indonesia) dan dewan tinggi, Senat atau Dewan Negara (mirip "Dewan
Perwakilan Daerah" di Indonesia).
222 anggota Dewan Rakyat dipilih dari
daerah pemilihan beranggota-tunggal yang diatur berdasarkan jumlah penduduk untuk
masa jabatan terlama 5 tahun. 70 Senator bertugas untuk masa jabatan 3 tahun;
26 di antaranya dipilih oleh 13 majelis negara bagian (masing-masing
mengirimkan dua utusan), dua mewakili wilayah persekutuan Kuala Lumpur, masing-masing satu mewakili wilayah
persekutuan Labuandan Putrajaya, dan 40 diangkat oleh raja atas nasihat
perdana menteri. Di samping Parlemen di tingkatan persekutuan, masing-masing
negara bagian memiliki dewan legislatif unikameral (Dewan Undangan Negeri) yang
para anggotanya dipilih dari daerah-daerah pemilihan beranggota-tunggal. Pemilihan umum
parlemen dilakukan paling sedikit lima tahun sekali, dengan pemilihan umum
terakhir pada Maret 2008. Pemilih terdaftar berusia 21 tahun ke atas dapat
memberikan suaranya kepada calon anggota Dewan Rakyat dan calon anggota dewan
legislatif negara bagian juga, di beberapa negara bagian. Voting tidak
diwajibkan.
Kekuasaan eksekutif dilaksanakan oleh kabinet yang dipimpin oleh perdana menteri; konstitusi Malaysia menetapkan bahwa perdana menteri haruslah anggota dewan
rendah (Dewan Rakyat), yang direstui Yang di-Pertuan Agong dan mendapat dukungan majoritas di
dalam parlemen. Kabinet dipilih dari para anggota Dewan Rakyat dan Dewan Negara dan
bertanggung jawab kepada badan itu. sedangkan kabinet merupakan anggota
parlemen yang dipilih dari Dewan Rakyat atau Dewan Negara.
Pemerintah negara bagian dipimpin oleh Menteri Besar di negeri-negeri
Malaya atau Ketua Menteri di negara-negara yang tidak
memelihara monarki lokal, yakni seorang anggota majelis negara bagian dari
partai majoritas di dalam Dewan Undangan Negeri. Di tiap-tiap negara bagian
yang memelihara monarki lokal, Menteri Besar haruslah seorang Suku Melayu Muslim, meskipun penguasa ini menjadi subjek
kebijaksanaan para penguasa. Kekuasaan politik di Malaysia amat penting untuk
memperjuangkan suatu isu dan hak. Oleh karena itu kekuasaan memainkan peranan
yang amat penting dalam melakukan perubahan.
Pembagian administratif
Secara administratif, Malaysia memiliki 13
negara bagian (11 di Malaysia Barat dan 2 di Malaysia Timur) dan 3 wilayah
persekutuan (semua tiga wilayah persekutuan digabungkan menjadi satu
dalam bendera Malaysia) yang dilambangkan sebagai empat belas jalur dan sudut
bintang di Bendera Malaysia yang dinamakan "Jalur Gemilang":
Malaysia Barat (Semenanjung)
- Johor Darul Takzim
- Kedah Darul Aman
- Kelantan Darul Naim
- Melaka Bandaraya
Bersejarah
- Negeri Sembilan
Darul Khusus
- Pahang Darul Makmur
- Perak Darul Ridzuan
- Perlis Indera Kayangan
- Pulau Pinang Pulau Mutiara
- Selangor Darul Ehsan
- Terengganu Darul Iman
- Wilayah Persekutuan
- Kuala Lumpur
- Putrajaya
Malaysia Timur
- Sabah Negeri Di Bawah Bayu
- Sarawak Bumi Kenyalang
- Wilayah Persekutuan
- Labuan
Kota-kota Besar
- Kuala Lumpur
- Johor Bahru
- Shah Alam
- Subang Jaya
- Alor Setar
Geografi
Peta Geografi Malaysia
Malaysia adalah negara
berpenduduk terbanyak ke-43 dan negara dengan daratan
terluas ke-66 di dunia, dengan jumlah penduduk
kira-kira 27 juta dan luas wilayah melebihi 320.000 km2. Jumlah
penduduk sedemikian cukup sebanding dengan jumlah penduduk Arab Saudi dan Venezuela, dan luas wilayah sedemikian sebanding
dengan luas wilayah Norwegia dan Vietnam, atau New Mexico, sebuah
negara bagian di Amerika Serikat.
Malaysia terdiri atas dua kawasan utama yang
terpisah oleh Laut Tiongkok Selatan. Keduanya memiliki bentuk muka bumi yang hampir sama, yaitu dari pinggir
laut yang landai hingga hutan lebat dan bukit tinggi. Puncak tertinggi di
Malaysia (dan juga di Kalimantan) yaitu Gunung Kinabalu setinggi 4.095,2 meter di Sabah. Iklim lokal adalah khatulistiwa dan dicirikan oleh angin muson barat daya (April hingga Oktober) dan
timur laut (Oktober hingga Februari).
Tanjung Piai, terletak di selatan negara bagian Johor, adalah tanjung paling selatan benua Asia. Selat Malaka, terletak di antara Sumatera dan Semenanjung Malaysia, jalur
pelayaran terpenting di dunia.
Kuala Lumpur adalah ibukota resmi dan kota terbesar di Malaysia. Putrajaya di
pihak lain, dipandang sebagai ibukota administratif pemerintahan persekutuan
Malaysia. Meskipun banyak cabang eksekutif dan judikatif pemerintahan
persekutuan telah pindah ke sana (untuk menghindari kemacetan yang tumbuh di
Kuala Lumpur), tetapi Kuala Lumpur masih dipandang sebagai ibukota legislatif
Malaysia karena di sanalah beradanya kompleks gedung Parlemen Malaysia. Kuala Lumpur juga
merupakan pusat perdagangan dan keuangan Malaysia.
Kota utama lain termasuk Ipoh, George Town, Johor Bahru, Kuching, Kota Kinabalu, Miri, Alor Star, Kota Melaka, dan Petaling Jaya.
Sumber daya alam
Malaysia diberkati dengan sumber daya alam semisal
sektor pertanian, kehutanan, dan pertambangan. Di
sektor pertanian, Malaysia adalah salah satu pengekspor terbesarkaret alam dan minyak sawit, yang
bersama-sama dengan damar dan
kayu gelondongan, kakao, lada, nenas, dan tembakau mendominasi
pertumbuhan sektor itu. Minyak
sawitjuga merupakan pembangkit utama perdagangan internasional Malaysia.
Salah satu kebun teh di Malaysia
Tentang sumber daya hutan, diketahui bahwa
usaha penggelondongan dimulai untuk membuat kontribusi berarti bagi ekonomi Malaysia pada abad ke-19. Kini,
ditaksir 59% daratan Malaysia masih berupa hutan. Perluasan industri damar yang
cepat, khususnya setelah era 1960-an, telah menghasilkan masalah erosi di hutan-hutan negara ini. Tetapi,
dengan adanya komitmen pemerintah untuk melindungilingkungan dan sistem ekologi, sumber daya hutan dikelola pada landasan
yang berkelanjutan, dampak ikutannya adalah menurunnya laju penebangan pohon.
Sebagai tambahan, sejumlah wilayah yang
substansial diperlakukan sebagai hutan produksi (silvikultur) dan upaya penghutanan kembali terhadap
lahan hutan sudah dilakukan. Pemerintah Malaysia merencanakan pengayaan tanah
seluas 312,30 kilometer persegi dengan rotandi bawah kondisi hutan alami dan di sela-sela
tanaman karet alami sebagai komoditas panen perantara. Untuk terus memperkaya
sumber-sumber hutan, spesies damar yang cepat-tumbuh seperti meranti tembaga, merawan dan sesenduk juga
ditanam. Pada saat yang sama, penuaian pohon-pohon berharga tinggi
seperti jati dan pohon lainnya untuk dijadikan pulp dan kertas juga dianjurkan. Karet, pernah
menjadi arus utama ekonomi Malaysia, kini digantikan oleh minyak sawit sebagai komoditas ekspor utama pertanian Malaysia.
Timah dan minyak bumi adalah dua sumber daya mineral utama
yang menjadi penyokong ekonomi utama Malaysia. Malaysia pernah menjadi
penghasil timah terbesar di dunia hingga runtuhnya pasar timah di permulaan
tahun 1980-an. Pada abad ke-19 dan ke-20, timah memainkan peran dominan di
dalam ekonomi Malaysia. Pada 1972 minyak bumi dan gas alam mengambil alih timah sebagai komoditas
utama sektor pemurnian mineral. Sementara itu, kontribusi timah semakin
menurun. Penemuan minyak bumi dan gas alam di ladang minyak lepas pantai Sabah, Sarawak, dan
Terengganu memiliki sumbangan penting bagi ekonomi Malaysia. Mineral lain
menurut tingkat kepentingan dan keberartiannya adalah tembaga, bauksit, besi, dan batu bara bersama-sama dengan mineral industri
seperti tanah liat, kaolin, silika, batu gamping, barit, fosfat, dan bebatuan dimensi seperti granit juga blok dan lempengan marmer.
Sejumlah emas dengan kadar minimalis juga diproduksi.
Pada 2004, seorang menteri di Departemen
Perdana Menteri, Mustapa Mohamed, menyatakan bahwa cadangan minyak bumi Malaysia berada pada kisaran 4.84
miliar barel, sedangkan cadangan gas alam bertambah menjadi 89 triliun kaki kubik (2,500 km³). Pada 1 Januari 2007, Petronas melaporkan bahwa cadangan minyak dan
gas di Malaysia berkisar pada ekuivalensi 20.18 miliar barel.
Pemerintah menaksir bahwa pada laju produksi terkini, Malaysia akan mampu
menghasilkan minyak sampai 18 tahun dan gas sampai 35 tahun ke muka. Pada 2004,
Malaysia menduduki peringkat ke-24 menurut cadangan minyak dunia dan ke-13 menurut cadangan gas.
56% dari cadangan minyak ada di Semenanjung sedangkan 19% di Malaysia Timur.
Tiap-tiap negara bagian memelihara hak untuk menguasai sumber-sumber daya alam
di dalam wilayahnya. Tetapi, pemerintah persekutuan menguasai minyak dan gas.
Negara bagian yang memiliki minyak dan gas diberi royalti.
Demografi
Penduduk Malaysia terdiri dari berbagai
kelompok suku, dengan Suku Melayu sejumlah 50,4% menjadi ras terbesar
dan bumiputra/suku asli (aborigin) di Sabah dan Sarawaksejumlah 11% keseluruhan penduduk. Menurut definisi
konstitusi Malaysia, orang Melayu adalah Muslim, menggunakan Bahasa Melayu, yang menjalankan adat dan budaya Melayu.
Oleh karena itu, secara teknis, seorang Muslim dari ras manapun yang
menjalankan kebiasaan dan budaya Melayu dapat dipandang sebagai Melayu dan
memiliki hak yang sama ketika berhadapan dengan hak-hak istimewa Melayu seperti
yang dinyatakan di dalam konstitusi. Melebihi separo bagian dari keseluruhan
penduduk, bumiputra non-melayu menjadi kelompok dominan di negara bagian
Sarawak (30%-nya adalah Iban), dan mendekati 60%
penduduk Sabah (18%-nya adalah Kadazan-Dusun, dan 17%nya adalah Bajaus).[74] Bumiputra non-Melayu itu terbagi atas
puluhan kumpulan ras tetapi memiliki budaya umum yang sama. Hingga abad ke-20,
kebanyakan dari mereka mengamalkan kepercayaan tradisional tetapi kini telah
banyak yang sudah memeluk Kristen atau Islam. Masuknya ras lain sedikit banyak mengurangi
persentase penduduk pribumi di kedua negara bagian itu. Juga terdapat
kelompok aborigin dengan jumlah sedikit di Semenanjung, mereka biasa disebut Orang Asli.
23,7% penduduk adalah Tionghoa-Malaysia, sedangkan India-Malaysia sebanyak 7,1% penduduk.[74] Sebagian besar komunitas India
adalah Tamil (85%), tetapi berbagai kelompok lainnya
juga ada, termasuk Malayalam, Punjab, dan Gujarat. Sebagian lagi penduduk Malaysia berdarah
campuran Timur Tengah, Thailand, dan Indonesia. KeturunanEropa dan Eurasia termasuk Britania yang menetap di
Malaysia sejak zaman kolonial, dan komunitas Kristang yang kuat di Melaka. Sejumlah kecil orang Khmer dan Vietnammenetap di Malaysia sebagai pengungsi Perang Vietnam.
Sebaran penduduk sangat tidak merata, dengan
lebih dari 17 juta penduduk menetap di Malaysia Barat, sedangkan tidak lebih dari 7 juta menetap
di Malaysia Timur. Karena tumbuhnya industri padat tenaga kerja, Malaysia memiliki 10%
sampai 20% pekerja imigran dengan besarnya ketidakpastian jumlah pekerja
ilegal, terutama asal Indonesia. Terdapat sejuta pekerja imigran yang legal
dan mungkin orang asing ilegal lainnya. Negara bagian Sabah sendiri memiliki
hampir 25% dari 2,7 juta penduduknya terdaftar sebagai pekerja imigran ilegal
menurut sensus terakhir. Tetapi, gambaran 25% ini diduga kurang dari setengah
gambaran yang diperkirakan oleh lembaga-lembaga swadaya masyarakat.
Sebagai tambahan, menurut World
Refugee Survey 2008, yang diterbitkan oleh Komisi Pengungsi dan Imigran
Amerika Serikat, Malaysia menampung pengungsi dan pencari suaka mendekati angka
155.700. Dari jumlah ini, hampir 70.500 pengungsi dan pencari suaka berasal
dari Filipina, 69.700 dari Myanmar, dan 21.800 dari Indonesia. Komisi Pengungsi dan Imigran Amerika
Serikat menamai Malaysia sebagai salah satu dari sepuluh tempat terburuk bagi
pengungsi karena adanya praktik diskriminasi negara kepada pengungsi. Petugas
Malaysia dilaporkan memulangkan pendatang secara langsung kepada penyelundup manusia
pada 2007, dan Malaysia menugaskan RELA, milisi sukarelawan, untuk menegakkan
undang-undang imigrasi negara itu.
Agama
Masjid Ubudiah, salah satu masjid bersejarah di Malaysia
Malaysia adalah masyarakat multi-agama
dan Islam adalah agama resminya. Menurut gambaran
Sensus Penduduk dan Perumahan 2000, hampir 60,4 persen penduduk memeluk agama
Islam; 19,2 persen Buddha; 9,1 persen Kristen; 6,3 persen Hindu; dan 2,6 persenAgama
Tionghoa tradisional. Sisanya dianggap memeluk
agama lain, misalnya Animisme, Agama rakyat, Sikh, dan keyakinan lain; sedangkan 1,1%
dilaporkan tidak beragama atau tidak memberikan informasi.
Semua orang Melayu dipandang Muslim (100%) seperti yang
didefinisi pada Pasal 160 Konstitusi Malaysia. Statistik
tambahan dari Sensus 2000 yang menunjukkan bahwa Tionghoa-Malaysia sebagian besar
memeluk agama Buddha (75,9%), dengan sejumlah signifikan mengikuti ajaran Tao (10,6%) dan Kristen (9,6%). Sebagian
besar orang India-Malaysia mengikuti Hindu (84,5%), dengan sejumlah kecil mengikuti Kristen
(7,7%) dan Muslim (3,8%). Kristen adalah agama dominan bagi komunitas
non-Melayu bumiputra(50,1%) dengan tambahan 36,3% diketahui sebagai Muslim dan 7,3% digolongkan
secara resmi sebagai pengikut agama rakyat.
Salah satu masjid di negara Malaysia
Konstitusi Malaysia secara teoretik
menjamin kebebasan beragama. Tambahan lagi, semua non-Muslim yang menikahi Muslim harus meninggalkan agama mereka dan
beralih kepada Islam. Sementara, kaum non-Muslim mengalami berbagai batasan di
dalam kegiatan-kegiatan keagamaan mereka, seperti pembangunan sarana ibadah dan
perayaan upacara keagamaan di beberapa negara bagian. Muslim dituntut mengikuti
keputusan-keputusan Mahkamah Syariah ketika mereka berkenaan dengan agama mereka. Jurisdiksi Mahkamah Syariah
dibatasi hanya bagi Muslim menyangkut Keyakinan dan Kewajiban sebagai Muslim,
termasuk di antaranyapernikahan, warisan, kemurtadan, dan hubungan internal sesama umat. Tidak
ada pelanggaran perdata atau pidana berada di bawah jurisdiksi Mahkamah
Syariah, yang memiliki hierarki yang sama dengan Pengadilan Sipil Malaysia. Meskipun menjadi pengadilan tertinggi di negara itu,
Pengadilan-Pengadilan Sipil (termasuk Pengadilan Persekutuan, pengadilan
tertinggi di Malaysia) pada prinsipnya tidak dapat memberikan putusan lebih
tinggi daripada yang dibuat oleh Mahkamah Syariah; dan biasanya mereka segan
untuk memimpin kasus-kasus yang melibatkan Islam di dalam wilayah atau
pertanyaan atau tantangan terhadap autoritas Mahkamah Syariah. Hal ini
menyebabkan masalah-masalah yang cukup mengemuka, khususnya yang melibatkan
kasus-kasus perdata di antara Muslim dan non-Muslim, di mana pengadilan sipil
telah memerintahkan non-Muslim untuk mencari pertolongan dari Mahkamah Syariah.
Awal tahun 2010 dalam
putusan Pengadilan Tinggi
yang memutuskan mengizinkan surat kabar Katolik the Herald untuk menggunakan
kata Allah untuk Tuhan telah memicu
dibakarnya lebih dari 4 bangunan gereja dan beberapa lainnya dirusak massa
di Kuala Lumpur ibu
kota Malaysia.
Salah satu universitas di Malaysia, Universitas Nottingham
Pendidikan di Malaysia dipantau oleh
Kementerian Pendidikan Pemerintah Persekutuan.
Sebagian besar anak-anak Malaysia mulai
bersekolah pada usia tiga sampai enam tahun, di Taman Kanak-Kanak. Sebagian besar taman
kanak-kanak dijalankan pihak swasta, tetapi ada sedikit taman kanak-kanak yang
dijalankan pemerintah.
Anak-anak mulai bersekolah dasar pada usia
tujuh tahun selama enam tahun ke muka. Terdapat dua jenis utama sekolah dasar
yang dijalankan atau berbantuan pemerintah. Sekolah berbahasa asli (Sekolah
Jenis Kebangsaan) menggunakan bahasa Tionghoa ataubahasa Tamil sebagai bahasa pengantar. Sebelum
melanjutkan ke tahap pendidikan sekunder, siswa-siswi di kelas 6 dipersyaratkan
untuk mengikuti Ujian Prestasi Sekolah Dasar (Ujian Pencapaian Sekolah
Rendah, UPSR). Sebuah program yang disebut Penilaian
Tahap Satu, PTS digunakan untuk mengukur kemampuan siswa-siswi yang cerdas,
dan memungkinkan mereka naik dari kelas 3 ke kelas 5, meloncati kelas
4. Tetapi, program ini dihapus pada 2001.
Pendidikan tahap dua di Malaysia dilaksanakan
di dalam Sekolah Menengah Kebangsaan (setara SMP+SMA di
Indonesia) selama lima tahun. Sekolah Menengah Kebangsaan menggunakan bahasa
Malaysia sebagai bahasa pengantar. Khusus mata pelajaran Matematika dan Sains
juga bahasa non-Melayu, ini berlaku mulai tahun 2003, dan sebelum itu semua
pelajaran non-bahasa diajarkan di dalam bahasa Malaysia. Di akhir Form
Three, yaitu kelas tiga, siswa-siswi diuji di dalam Penilaian Menengah Rendah, PMR. Di
kelas lima pendidikan tahap dua (Form Five), siswa-siswi mengikuti ujian
Ijazah Pendidikan Malaysia (Sijil Pelajaran Malaysia, SPM), yang setara dengan bekas British Ordinary pada
tahapan 'O'. Sekolah tertua di Malaysia adalah Penang Free School, juga sekolah tertua di
Asia Tenggara.
Pendidikan tahap dua nasional Malaysia dibagi
ke dalam beberapa jenis, yaitu National Secondary School (Sekolah Menengah Kebangsaan), Religious
Secondary School (Sekolah Menengah Agama), National-Type
Secondary School (Sekolah Menengah Jenis Kebangsaan) yang juga
disebut Mission School (Sekolah
Dakwah), Technical School (Sekolah Menengah Teknik), Sekolah Berasrama Penuh, dan MARA
Junior Science College (Maktab Rendah Sains MARA).
Juga terdapat 60 Chinese Independent High School di
Malaysia, yang sebagian besar di antaranya berbahasa pengantar bahasa Tionghoa. Chinese Independent High Schooldipantau
dan distandardisasi oleh United Chinese School Committees' Association
of Malaysia (UCSCAM, lebih lazim disebut di dalam bahasa Tionghoa,
Dong Zong 董总), tetapi, tidak seperti sekolah pemerintah, tiap-tiap sekolah independen
bebas menentukan keputusan. Belajar di sekolah independen memerlukan waktu 6
tahun untuk tamat, terbagi ke dalam Tahap Junior (3 tahun) dan Tahap Senior (3
tahun). Siswa-siswi akan mengikuti uji standardisasi yang diadakan oleh UCSCAM,
yang dikenal sebagai Unified Examination Certificate (UEC) (Ijazah
Pengujian Bersama) di Menengah Junior 3 (setara Penilaian Menengah Rendah) dan
Menengah Senior 3 (setara tahap A). Sejumlah sekolah independen mengadakan kelas-kelas
berbahasa Malaysia dan berbahasa Inggris selain berbahasa Tionghoa,
memungkinkan siswa-siswi mengikuti Penilaian Menengah Rendah dan Sijil
Pelajaran Malaysia juga.
Sebelum perkenalan sistem matrikulasi, siswa-siswi yang hendak memasuki universitas publik harus menyelesaikan
18 bulan tambahan sekolah sekunder di Form Six (kelas 6) dan
mengikuti Sijil Tinggi Persekolahan Malaysia, STPM; yang setara British Advanced atau tahap 'A'.
Karena perkenalan program matrikulasi sebagai alternatif bagi STPM pada 1999,
siswa-siswi yang menamatkan program 12 bulan di perkuliahan matrikulasi (kolej
matrikulasi di dalam bahasa Malaysia) dapat mendaftar di universitas lokal.
Tetapi, di dalam sistem matrikulasi, hanya 10% dari bangku yang tersedia bagi
siswa-siswi non-Bumiputra dan sisanya untuk siswa-siswi Bumiputra.
Terdapat universitas publik seperti Universitas Malaya, Universitas Sains
Malaysia, Universitas Putra
Malaysia Universitas Teknologi
Malaysia, Universitas Teknologi
Mara, danUniversitas Kebangsaan
Malaysia. Universitas swasta juga mendapatkan
reputasi yang cukup untuk pendidikan bermutu internasional dan banyak
siswa-siswi dari seluruh dunia berminat memasuki universitas-universitas itu.
Misalnya Multimedia University, Universitas Teknologi
Petronas, dan lain-lain. Sebagai tambahan, empat
universitas bereputasi internasional telah membuka kampus cabangnya di Malaysia
sejak 1998. Sebuah kampus cabang dapat dilihat sebagai ‘kampus lepas pantai’
dari universitas asing, yang memberikan kuliah dan penghargaan yang sama
seperti kampus utamanya. Siswa-siswi lokal maupun internasional dapat meraih
kualifikasi asing identik ini di Malaysia dengan biaya rendah. Kampus cabang
universitas asing di Malaysia adalah: Monash University Malaysia Campus, Curtin University of Technology Sarawak Campus, Swinburne University of Technology Sarawak Campus, dan University of Nottingham Malaysia Campus.
Siswa-siswi juga memiliki opsi untuk
mendaftar di lembaga tersier swasta setelah menamatkan pendidikan sekunder.
Sebagian besar lembaga memiliki pranala pendidikan dengan
universitas-universitas seberang lautan semisal di Amerika Serikat, Britania Raya, dan Australia, memungkinkan mahasiswa menghabiskan periode
perkuliahannya dengan mendapatkan kualifikasi seberang lautan. Satu contoh
adalah SEGi College yang bermitra dengan University of Abertay Dundee. Mahasiswa Malaysia belajar di luar
negara seperti di Indonesia, Britania Raya, Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru, Kanada, Singapura, Jepang dan negara-negara di Timur-Tengah
seperti Yordania danMesir. Ada juga mahasiswa Malaysia di beberapa
universitas di Korea Selatan, Jerman, Perancis, Republik Rakyat Tiongkok, Irlandia, India, Rusia, Polandia, dan Republik Ceko.
Sebagai tambahan untuk Kurikulum Nasional
Malaysia, Malaysia memiliki sekolah internasional. Sekolah internasional
memberi para siswa kesempatan untuk mempelajari kurikulum dari negara lain.
Sekolah-sekolah ini utamanya dibuka karena bertambahnya penduduk ekspatriat di
negara ini. Sekolat internasional termasuk: Sekolah Indonesia(kurikulum
Indonesia), Australian International School, Malaysia (kurikulum Australia), Alice Smith School (kurikulum
Britania), elc International school (kurikulum
Britania),Garden International School (kurikulum
Britania), Lodge International School (kurikulum
Britania), International School of Kuala Lumpur (kurikulum Amerika dan Sarjana Muda Internasional), Japanese
School of Kuala Lumpur (Kurikulum Jepang), The Chinese Taipei
School, Kuala Lumpur and The Chinese Taipei School, Penang (Kurikulum
Taipei), International School of Penang (Kurikulum Britania
dan Sarjana Muda Internasional), Lycée
Français de Kuala Lumpur (Kurikulum Perancis),
dan lain-lain.
Kewarganegaraan
Sebagian besar orang Malaysia diberikan
kewarganegaraan oleh lex soli. Kewarganegaraan
di negara bagian Sabah dan Sarawak di Malaysia Timur berbeda
dengan kewarganegaraan di Malaysia Barat untuk
tujuan imigrasi. Setiap warga negara diberi selembar kartu identitas biometric
smart chip, yang biasa disebut MyKad, pada
umur 12 tahun, dan harus membawa kartu itu kapanpun.
Ekonomi
Menara Kembar PETRONAS, simbol Malaysia
Semenanjung Malaya dan pastinya Asia Tenggara menjadi
pusat perdagangan di kawasan selama berabad-abad. Berbagai komoditas
seperti keramik dan rempah aktif diperdagangkan bahkan sebelum Kesultanan Melaka dan Singapuramengemuka.
Menara Petronas di Kuala Lumpur. Pertumbuhan cepat ekonomi dan kemakmuran Malaysia
dicirikan oleh Menara Petronas, kantor pusat raksasa minyak nasional.
Pada abad ke-17, mereka didirikan di beberapa
negara bagian. Kemudian, sejak Britania Raya mulai mengambil alih sebagai
administrator Malaya Britania, pohon karet dan kelapa sawit diperkenalkan untuk tujuan komersial.
Di dalam waktu lama, Malaya menjadi penghasil timah, karet, dan minyak sawit
terbesar di dunia. Tiga komoditas ini, beserta bahan mentah lainnya,
mengatur tempo ekonomi Malaysia lebih baik sampai abad ke-20.
Ketika Malaya bergerak ke arah kemerdekaan,
pemerintah mulai menerapkan perencanaan ekonomi lima tahunan, dimulai
dengan Rencana Lima Tahun Malaya Pertama pada
1955. Ketika Malaysia didirikan, istilah perencanaan diganti dan dinomori,
dimulai dengan Rencana Malaysia Pertama pada 1965.
Pada 1970-an, Malaysia mulai meniru
ekonomi Empat Macan Asia (Taiwan, Korea Selatan, Hong Kong, dan Singapura) dan berkomitmen
kepada transformasi dari ekonomi yang bergantung pada pertambangan dan
pertanian ke ekonomi berbasis manufaktur. Dengan investasi Jepang, industri-industri
berat mulai dibuka dan beberapa tahun kemudian, ekspor Malaysia menjadi mesin
pertumbuhan primer negara ini. Malaysia secara konsisten menerima lebih dari 7%
pertumbuhan PDB disertai
dengan inflasi yang rendah pada 1980-an dan 1990-an.
Pada dasarnya, pertumbuhan
Malaysia bergantung pada ekspor bahan elektronik seperti chip komputer dan sebagainya. Akibatnya, Malaysia
merasakan tekanan hebat semasa krisis ekonomi pada tahun 1998 dan kemerosotan dalam
sektor teknologi informasipada tahun 2001. KDNK pada tahun 2001 hanya meningkat sebanyak 0,3%
disebabkan pengurangan 11% dalam bilangan ekspor tetapi paket perangsang fiskal
yang besar telah mengurangi dampak tersebut.
Penguasaan Tionghoa terhadap sektor ekonomi
negara yang dimiliki pihak lokal telah banyak diserahkan demi menguntungkan
Bumiputra/Melayu di banyak industri strategis/penting seperti distribusi
turunan minyak bumi, transportasi, pertanian, dan lain-lain. Sebagian besar
profesional per kapita masih didominasi orang India-Malaysia.
Ledakan ekonomi yang cepat memicu macam-macam
masalah pemasokan. Sedikitnya tenaga kerja segera dipenuhi dengan mengalirnya
jutaan pekerja imigran, banyak di antaranya ilegal. PLC yang
kaya akan modal tunai dan konsorsium bank-bank segera menguntungkan pertambahan
dan mencepatnya pemulaian pembangunan projek-projek infrastruktur besar. Ini
berakhir ketika krisis finansial Asia 1997 melanda pada musim gugur 1997, menghantarkan kejutan besar bagi
ekonomi Malaysia.
Seperti negara lain yang dipengaruhi krisis,
terjadi penjualan singkat spekulatif mata uang Malaysia, ringgit. Penanaman modal asing jatuh pada
tingkatan yang berbahaya, karena modal menguap ke luar negara, nilai ringgit
jatuh dari MYR 2,50 per USD ke, MYR 4,80 per USD. Indeks komposit Bursa Malaysia terjungkal dari hampir 1.300 poin ke
kisaran 400 poin dalam hitungan pekan. Setelah penangkapan kontroversial
menteri keuangan Anwar Ibrahim, sebuah Dewan Aksi Ekonomi Nasional dibentuk
untuk mengantisipasi krisis moneter.
Bank Negara Malaysia menentukan pengendalian modal dan mematok nilai tukar ringgit Malaysia pada 3,80
terhadap dolar Amerika Serikat. Bagaimanapun, Malaysia menolak paket bantuan
ekonomi dari Dana Moneter
Internasional (IMF) dan Bank Dunia, tindakan yang
mengejutkan analis asing.
Pada Maret, 2005, United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) menerbitkan sebuah makalah tentang sumber-sumber dan langkah
pemulihan Malaysia, ditulis oleh Jomo K.S. dari departemen ekonomi
terapan, Universitas Malaya, Kuala Lumpur.
Makalah itu menyimpulkan bahwa kontrol yang ditentukan pemerintah
Malaysia tidaklah memperparah tidak pula membantu pemulihan. Faktor terbesar
adalah menaiknya jumlah ekspor komponen elektronik, yang disebabkan oleh
menaiknya permintaan komponen di Amerika Serikat, yang disebabkan oleh
kekhawatiran dampak kedatangan tahun 2000 (Y2K) pada
komputer dan perangkat digital lain yang lebih tua.
Tetapi, pasca-memudarnya Y2K pada 2001 tidak
memengaruhi Malaysia seperti banyak negara lain. Ini menjadi bukti yang lebih
jelas bahwa ada sebab-sebab dan dampak-dampak lain yang mungkin lebih
bersesuaian untuk pemulihan. Satu kemungkinan adalah bahwa para spekulan mata
uang mengalami kebangkrutan keuangan setelah jatuh di dalam aksi serang mereka
terhadap dolar Hong Kong pada Agustus 1998 dan setelah rubel Rusia tumbang. (Lihat George Soros)
Tanpa memperhatikan sebab dan akibat klaim,
peremajaan ekonomi juga bergulir dengan defisit anggaran dan belanja pemerintah
besar-besaran pada tahun-tahun setelah krisis. Kemudian, Malaysia menikmati
pemulihan ekonomi lebih cepat dibandingkan dengan jiran-jirannya. Bagaimanapun,
di banyak cara negara ini belum mengalami kepulihan pada tingkatan pra-krisis.
Sementara langkah pembangunan kini tidak
secepat dulu, tetapi terasa lebih stabil. Kendati kontrol dan penjagaan ekonomi
bukan menjadi alasan utama pemulihan, tidak ada keraguan bahwa sektor perbankan
menjadi lebih kenyal terhadap serangan luar negara. Akun saat ini berada di
surplus struktural, memberikan bantalan bagi pengambangan modal. Harga-harga
aset kini, fraksi dari ketinggian pra-krisis mereka.
Malaysia mempunyai sejumlah elemen
makroekonomi yang stabil (di mana tingkat inflasi dan tingkat pengangguran tetap di bawah 3%), simpanan pertukaran
uang asing yang sehat, dan utang luar negeri yang rendah. Ini memungkinkan
Malaysia untuk tidak mengalami krisis yang sama seperti Krisis finansial Asia pada tahun 1997. Walau bagaimanapun, prospek jangka panjang kelihatan
kurang baik disebabkan kurangnya perubahan dalam sektor badan hukum terutama sektor yang berurusan dengan utang korporat yang tinggi dan
kompetitif.
Nilai tukar yang dipatok dibuka kembali pada
Juli 2005 untuk nilai tukar mengambang yang terawasi
setelah satu jam pemberlakuan yang sama oleh Tiongkok. Pada pekan yang sama, ringgit menguat
satu persen dibandingkan mata uang utama lainnya dan diharapkan akan mengalami
apresiasi lebih jauh. Tetapi pada Desember 2005, harapan apresiasi lebih jauh
menjadi bisu karena aliran modal melampaui USD 10 miliar.
Pada September 2005, Howard J. Davies,
direktur London School of
Economics, di dalam sebuah pertemuan di Kuala Lumpur, memperingatkan para pejabat Malaysia bahwa
jika mereka ingin pasar modal fleksibel kembali, mereka harus mencabut larangan
penjualan singkat. Pada Maret 2006, Malaysia mencabut larangan penjualan
singkat. Kini, Malaysia dipandang sebagai negara industri baru.
Infrastruktur
Salah satu bandar udara negara Malaysia
Malaysia memiliki jalan-jalan besar yang
menghubungkan semua kota besar di pesisir barat Semenanjung Malaysia. Pada
2006, panjang keseluruhan Sistem Jalur Cepat Malaysia adalah 1.471,6
kilometer. Jejaring itu menghubungkan semua kota besar dan sekitarnya: Klang Valley, Johor Bahru, dan Penang satu sama lain. Jalur motor utama (E1
dan E2, E1 adalah bagian Utara Kuala Lumpur, sedangkan E2 adalah bagian
selatan), terentang dari ujung utara dan selatan Semenanjung Malaysia,
masing-masing di Bukit Kayu Hitam dan Johor Bahru. Jalur itu bagian dari Jaringan Jalur Cepat Asia, yang juga
menghubungkan Thailand dan Singapura.
Jalan di Malaysia Timur dan pesisir timur
Semenanjung Malaysia relatif kurang terbangun. Semua itu berupa jalan yang
sangat berkelok-kelok melewati pegunungan dan belum dilapisi aspal, jalan
berkerikil. Akibatnya, sungai masih menjadi jalur transportasi penting, di
samping pesawat udara sebagai modus utama atau alternatif transportasi bagi penduduk
pedalaman.
Jasa kereta api di Malaysia Barat
dioperasikan oleh Keretapi Tanah Melayu dan memiliki rel cukup banyak yang menghubungkan semua kota besar dan
kota kecil di semenanjung, yang juga melebar hingga Singapura. Juga ada rel pendek di Sabah yang
dioperasikan oleh Sabah State Railway yang utamanya
mengangkut komoditas.
Juga ada pelabuhan di negara ini. Pelabuhan besar
adalah Port Klang dan Tanjung Pelepas di Johor. Pelabuhan penting lainnya
dapat ditemukan di Tanjung Kidurong, Kota Kinabalu, Kuching, Kuantan, Pasir Gudang, Penang, Miri, Sandakan, and Tawau.
Bandar Udara ditemukan
di pelosok negara. Bandar Udara Internasional
Kuala Lumpur (KLIA) adalah bandar udara terbesar di negara ini. Bandar
udara penting lainnya termasuk Bandar Udara Internasional Kota Kinabalu, Bandar Udara
Internasional Penang, Bandar Udara
Internasional Kuching, Bandar Udara
Internasional Langkawi, danBandar Udara
Internasional Senai. Juga
ada bandar udara di kota-kota kecil, juga pelabuhan udara perintis domestik di
kawasan perkotaan Sabah dan Sarawak. Terdapat jasa penerbangan harian Timur dan
Barat Malaysia, satu-satunya pilihan yang tepat bagi konsumen perjalanan dari
dua belahan negara ini. Malaysia adalah rumah bagi maskapai udara murah di
kawasan ini, AirAsia.
AirAsia berbasis di Kuala Lumpur dan memelihara penerbangan ke Asia Tenggara
dan Tiongkok. Di Kuala Lumpur, AirAsia mengoperasikanLow Cost Carrier
Terminal (LCCT) di KLIA.
Budaya
Seorang penari mempersembahkan tarian Ulek Mayang,
sebuah
Budaya Malaysia merujuk kepada kebudayaan
semua masyarakat majemuk yang terdapat di Malaysia dan berbagai suku di sana, seperti :
- Kebudayaan Melayu
- Kebudayaan Tionghoa
- Kebudayaan India
- Kebudayaan Kadazan-Dusun
- Kebudayaan Dayak, Iban, Kayan, Kenyah, Murut, Lun Bawang, Kelabit, dan Bidayuh.
Malaysia adalah masyarakat multi-suku, multi-budaya, dan multi-bahasa. Penduduk pada Februari 2007 adalah 26,6 juta terdiri dari 62% Bumiputera (termasuk Melayu), 24% Tionghoa, 8% India, dengan sedikit minoritas dan suku asli (Departemen Statistik Malaysia). Tegangan kesukuan terjadi tahun 2008.
Tarian Zapin asal Malaysia
Suku Melayu, kelompok terbesar, didefinisi
sebagai Muslim di dalam Konstitusi Malaysia. Suku Melayu memainkan peran dominan secara politis dan digolongkan
sebagai salah satu bumiputra. Bahasa aslinya adalah Bahasa Melayu, dan dijadikan bahasa nasional Malaysia.
Pada masa silam, Suku Melayu menulis di dalam
bahasa Sanskerta atau menggunakan alfabet berbasis bahasa Sanskerta. Setelah abad
ke-15, tulisan Jawi (berbasis bahasa
Arab) menjadi popular.Tidak lama kemudian,
tulisan romawi mengambil alih
peran Sanskerta dan Jawi sebagai tulisan dominan. Ini umumnya dikarenakan
pengaruh sistem pendidikan kolonial, yang mengajari anak-anak tulisan romawi
daripada tulisan Arab.
Suku asli non-Melayu terbesar adalah Iban dari Sarawak, yang jumlahnya melebihi
600.000 jiwa. Beberapa Suku Iban masih menetap di perkampungan hutan
tradisional di dalam rumah panjang di sepanjang Sungai Rajang dan Lupar
dan daerah aliran mereka, kendati banyak dari Suku Iban pindah ke kota.
Suku Bidayuh, berjumlah kira-kira 170.000 jiwa, berpusat
di barat daya Sarawak. Suku asli terbesar di Sabah adalah Kadazan. Mereka umumnya petani yang menganut Kristen. 140.000 Orang Asli, atau aborigin, terdiri dari sejumlah
komunitas suku yang berbeda-beda yang menetap di Malaysia Barat. Biasanya
menjadi pemburu, peladang berpindah, dan petani, banyak dari mereka kemudian
menetap dan sebagiannya berbaur ke dalam Malaysia modern.
Kaum Tionghoa di Malaysia umumnya
menganut Buddha (dari sekte Mahayana) atau juga menganut Tao. Tionghoa di Malaysia mampu berbicara di
dalam beberapa dialek bahasa Tionghoa, termasuk Mandarin, Hokkien, Kanton, Hakka, dan Teochew. Majoritas Tionghoa di Malaysia, terkhusus
mereka dari kota-kota besar semisal Kuala Lumpur, Petaling Jaya, dan Penang
mampu berbahasa Inggris pula. Terdapat pula sejumlah Tionghoa yang semakin
bertambah generasi Tionghoa baru yang memandang bahasa Inggris sebagai bahasa
ibu mereka. Tionghoa di Malaysia berdasarkan sejarah telah menjadi dominan di
dalam komunitas perdagangan Malaysia.
Pariwisata
Gunung
Gunung Kinbalu
- Bukit Bendera, Pulau Pinang
- Cameron Highlands, Pahang
- Genting Highlands, Pahang
- Gunung Jerai, Kedah
- Gunung Kinabalu, Sabah
Sungai
Sungai Rajang (563 km)
- Air terjun Lata Kinjang, Perak
- Air terjun Kota Tinggi, Johor
- Air terjun Telaga Tujuh, Kedah
Pantai
Salah satu pantai di Malaysia,Batu Feringghi
- Batu Ferringghi, Pinang
- Pantai Cahaya Bulan, Kelantan
- Pantai Cherating, Pahang
Pulau
Rangkuman
Ibu Kota :
Kuala Lumpur
Bentuk
Pemerintahan : Monarki
konstitusional
Luas wilayah : Total 329.847 km2
Penduduk : Perkiraan 2015 30.697.000
juta jiwa
Ras / Suku
Bangsa : Melayu , Tionghoa
,
Agama :
Islam (58%) , Kristen (9,21%) , Buddha (19%) , Hindu (6,3%) , dan agama lainnya (2,6%)
Bahasa resmi : Malaysia
Hari Kemerdekaan :
31 Agustus 1957
Masuk Asean :
Malaysia (Negara Pendiri)
Koordinat
Geografi :
2 30 U, 112 30 T
Iklim : Tropis dengan suhu 24–35° Celsius
Puncak
tertinggi : Gunung Kinabalu, Pegunungan Crocker (4175m)
Sungai
terpanjang : Sungai Rajang, Sarawak (563 km)
Penanaman
ekspor utama : Minyak sawit dan getah
Bagikan
Profil Lengkap 10 Negara ASEAN : Malaysia
4/
5
Oleh
Bil Jabbar Adnan
Jangan lupa tinggalkan komentar yah :)