Bendera Kamboja
Kerajaan
Kamboja atau Kamboja
adalah
sebuah negara berbentuk monarki konstitusional di Asia
Tenggara. Negara ini
merupakan penerus Kekaisaran Khmer yang pernah menguasai seluruh Semenanjung Indochina antara abad ke-11 dan 14. Nama
resmi negara ini dalam bahasa Indonesia adalah Kerajaan Kamboja (Bahasa
Inggris: Kingdom of Cambodia), merupakan hasil terjemahan dari bahasa Khmer
Preăh Réachéanachâk KâmpÅchéa. Sering disingkat menjadi Kampuchea (Bahasa
Khmer: កម្áž–ុជា). Kata Kampuchea berasal dari
Bahasa Sansekerta yaitu Kambuja.
Kamboja
(Bahasa Khmer: áž–្ážšះážšាជាណាចក្រកម្áž–ុជា. Dibaca: Kampuchea). Secara resmi
bernama Kerajaan Kamboja, adalah sebuah negara di Asia Tenggara. Luas totalnya
adalah 181.035 km2. Berbatasan dengan Thailand di sebelah barat, Laos di sebelah utara, Vietnamdi sebelah timur, dan Teluk Thailand di selatan. Sungai Mekong dan
Danau Tonle Sap melintasi negara ini. Negara ini merupakan penerus Kekaisaran
Khmer yang pernah menguasai seluruh Indochina antara abad ke-11 dan 14.
Negara
Kamboja (Bahasa Khmer : រដ្áž‹ កម្áž–ុជា) adalah nama resmi dari Kamboja
1989 sampai 1993 . Nama Kamboja ini tidak diakui secara internasional. Ibu kota
Kamboja yaitu Phnom Penh, Bahasa Nasional kamboja yaitu Bahasa Khmer, Negara
Kamboja berasal dari Republik Rakyat Kamboja , yang didirikan pada tahun 1979
setelah negara yang didirikan oleh Pol Pot dan Khmer Merah nya yang dinamakan
Republik Demokratik Kampuchea dikalahkan. Republik Rakyat Kampuchea,
bagaimanapun tetap berdiri dengan hanya pengakuan beberapa negara, seperti Vietnam
dan Uni Soviet . Dalam PBB Kamboja (atau Kampuchea) tetap diwakili oleh rezim
Demokratik Kamboja. Untuk mengandalkan masyarakat internasional lebih simpatik
di Republik Rakyat Kamboja pada tahun 1989 negara ini berganti nama menjadi
Negara Kamboja dan pada 1991) struktur pemerintahan komunis negara dihapuskan.
Pada 15 Maret 1992 negara ini berakhir ketika pemerintah Kamboja diambil alih
oleh Pemerintahan Transisi PBB di Kamboja.
Lambang Negara
Berdasarkan
konstitusi 1993, Kamboja adalah negara kerajaan yang menganut sistem demokrasi
liberal, pluralisme dan ekonomi pasar. Raja Kamboja menjabat Kepala Negara
menjabat sebagai Kepala Negara, tetapi tidak memerintah. Pemerintahan dipimpin
oleh Perdana Menteri dengan dibantu oleh para menteri yang tergabung dalam
Dewan Menteri ( Council of Minister ). Kepala Negara Norodom Sihamoni naik
tahta pada tanggal 29 oktober 2004.
Jumlah
populasi Kamboja lebih dari 14,8 juta jiwa. Agama resmi di Kamboja adalah
Buddha dengan pemeluk sekitar 95% dari total penduduk Kamboja. Ibukota dan kota
terbesar Kamboja adalah Phnom Penh. Bentuk negara Kamboja adalah monarki
konstitusional demokratik.
Kamboja berbatasan dengan Thailand di sebelah barat, Laos di utara, Vietnam di timur, dan Teluk Thailand di selatan. SungaiMekong dan Danau Tonle Sap melintasi negara ini.
Bentuk pemerintahan negara Kamboja
adalah kerajaan. Negara
dipimpin oleh raja, sedangkan kepala pemerintahannya adalah perdana menteri.
Kamboja memiliki lima pemerintahan lokal dengan ibu kota Phnom Penh. Kamboja
merupakan wilayah protektorat Perancis sejak tahun 1863, dan pada tahun 1951
pemerintah Perancis mengangkat Sihanouk sebagai raja, yang menjadikan negara
ini berbentuk kerajaan konstitusional dengan nama resmi Kerajaan Kamboja.
Pada tanggal 9 November 1953,
Perancis memberikan kemerdekaan untuk Kamboja dan pada saat itu Sihanouk
menyatakan bahwa Kamboja merupakan negara netral yang tidak terlibat dalam
perang Vietnam. Dalam periode 1970-1993, Kamboja memasuki masa perang saudara
yang menghancurkan infrastruktur fisik dan kemampuan sumber daya manusia,
sewaktu Pangeran Sihanouk pergi ke luar negeri, keponakannya Pangeran Sisowath
Sirik Matak bersama Lon Nol melakukan kudeta. Semenjak itu kemelut semakin
besar di negara Kamboja pada masa ini juga ditandai dengan berkuasanya rezim
Khmer Merah.
digencarkan
antara kedua pihak yang bertikai ini di Paris. PBB memberi mandat untuk
mengadakan gencatan senjata antara pihak Norodom Sihanouk dan Lon Nol.
Sekarang,
Kamboja mulai berkembang berkat bantuan dari banyak pihak asing setelah perang,
walaupun kestabilan negara ini kembali tergoncang setelah sebuah kudeta yang
gagal terjadi pada tahun 1997
Berdasarkan
konstitusi 1993, Kamboja adalah negara kerajaan yang menganut sistem demokrasi
liberal, pluralisme dan ekonomi pasar. Raja Kamboja menjabat Kepala Negara
menjabat sebagai Kepala Negara, tetapi tidak memerintah. Pemerintahan dipimpin
oleh Perdana Menteri dengan dibantu oleh para menteri yang tergabung dalam
Dewan Menteri ( Council of Minister ). Kepala Negara Norodom Sihamoni naik
tahta pada tanggal 29 oktober 2004.
Negara Kamboja di kawasan ASEAN
Bahasa resmi penduduk Kamboja adalah
bahasa Khmer. Bahasa lain
yang digunakan adalah bahasa Prancis, sebagian besar penduduk beragama Buddha.
Jumlah penduduk negara ini 11.168.000 jiwa. Sebagian besar penghidupan
penduduknya di sektor pertanian. Hasil pertanian di Kamboja adalah beras,
jagung, merica, tembakau, kapas, gula aren, dan lain sebagainya. Sedangkan
hasil tambangnya adalah besi, tembaga, mangan, dan emas. Hasil industri Kamboja
adalah tekstil, kertas, plywood, dan minyak.
Kerajaan Kamboja dibagi menjadi 20
provinsi (khett) dan 4 kota praja (krong). Daerah Kamboja kemudian dibagi
menjadi distrik (srok), komunion (khum), distrik besar (khett), dan
kepulauan(koh). Kamboja
mempunyai area seluas 181.035 kilometer per segi.
Berdasarkan
konstitusi 1993, Kamboja adalah negara kerajaan yang menganut sistem demokrasi
liberal, pluralisme dan ekonomi pasar. Raja Kamboja menjabat Kepala Negara,
tetapi tidak memberikan perintah.
Pemerintahan
dipimpin oleh Perdana Menteri dan dibantu oleh para menteri yang tergabung
dalam Dewan Menteri.
Negara yang
memiliki kuil indah bernama Angkor Wat ini bergabung dalam ASEAN pada tanggal
16 Desember 1998, setelah situasi politik di negara tersebut lebih terkendali.
Kamboja
merupakan salah satu negara yang memiliki komoditas utama seperti pakaian,
kayu, karet, beras, ikan, tembakau dan alas kaki.
Menjelang
kemerdekaannya, Negara Kesatuan Republik Indonesia banyak membantu negara
Kamboja ini. Buku - buku taktik perang karangan perwira militer Indonesia
banyak digunakan oleh militer Kamboja. Oleh karenanya, para calon perwira di
militer Kamboja, wajib belajar dan dapat berbahasa Indonesia.
Daftar isi
- 1Sejarah
- 2Politik di Kamboja
- 2.1Pemerintahan di
Kamboja
- 2.2Militer di
Kamboja
- 3Agama
- 4Pendidikan
- 6Pembagian
administratif
- 7Geografi
- 7.1Iklim di
Kamboja
- 7.2Keanekaragaman
Hayati
- 8Penduduk
- 9Ekonomi
- 10Pariwisata
- 11Budaya
- 11.1Tari
Tradisional Kamboja (Robam)
- 11.2Musik
tradisional
- 12Transportasi
- 13Hubungan
diplomatik dengan Indonesia
- 14Lihat pula
- 15Referensi
- 16Pranala luar
Sejarah
Perkembangan
peradaban Kamboja terjadi pada abad 1 Masehi. Selama abad ke-3,4 dan 5 Masehi,
negara Funan dan Chenla bersatu untuk
membangun daerah Kamboja. Negara-negara ini mempunyai hubungan dekat dengan
China dan India. Kekuasaan dua negara ini runtuh ketika Kerajaan Khmer dibangun
dan berkuasa pada abad ke-9 sampai abad ke-13.
Kerajaan
Khmer masih bertahan hingga abad ke-15. Ibukota Kerajaan Khmer terletak
di Angkor, sebuah daerah yang dibangun pada
masa kejayaan Khmer. Angkor Wat,
yang dibangun juga pada saat itu, menjadi simbol bagi kekuasaan Khmer.
Pada
tahun 1432, Khmer dikuasai oleh Kerajaan Thai.
Dewan Kerajaan Khmer memindahkan ibukota dari Angkor ke Lovek, dimana Kerajaan
mendapat keuntungan besar karena Lovek adalah bandar pelabuhan. Pertahanan
Khmer di Lovek akhirnya bisa dikuasai oleh Thai dan Vietnam, dan juga berakibat
pada hilangnya sebagian besar daerah Khmer. Peristiwa ini terjadi pada
tahun 1594. Selama 3 abad berikutnya, Khmer
dikuasai oleh Raja-raja dari Thai dan Vietnam secara bergilir.
Pada tahun
1863, Raja Norodom, yang dilantik oleh Thai, mencari perlindungan kepada
Perancis. Pada tahun 1867, Raja Norodom menandatangani perjanjian dengan pihak
Perancis yang isinya memberikan hak kontrol provinsi Battambang dan Siem Reap
yang menjadi bagian Thai. Akhirnya, kedua daerah ini diberikan pada Kamboja
pada tahun 1906 pada perjanjian perbatasan oleh Perancis dan Thai.
Kamboja
dijadikan daerah Protektorat oleh Perancis dari tahun 1863 sampai dengan 1953,
sebagai daerah dari Koloni Indochina. Setelah penjajahan Jepang pada 1940-an,
akhirnya Kamboja meraih kemerdekaannya dari Perancis pada 9 November 1953. Kamboja menjadi sebuah kerajaan
konstitusional dibawah kepemimpinan Raja Norodom Sihanouk.
Pada saat
Perang Vietnam tahun 1960-an, Kerajaan Kamboja memilih untuk netral. Hal ini
tidak dibiarkan oleh petinggi militer, yaitu Jendral Lon Nol dan Pangeran Sirik Matak yang
merupakan aliansi pro-AS untuk menyingkirkan Norodom Sihanouk dari
kekuasaannya. Dari Beijing, Norodom Sihanouk memutuskan untuk beraliansi dengan
gerombolan Khmer Merah, yang bertujuan untuk menguasai kembali tahtanya yang
direbut oleh Lon Nol. Hal inilah yang memicu perang saudara timbul di Kamboja.
Khmer Merah
akhirnya menguasai daerah ini pada tahun 1975, dan mengubah format Kerajaan
menjadi sebuah Republik Demokratik Kamboja yang dipimpin oleh Pol Pot. Mereka dengan segera memindahkan
masyarakat perkotaan ke wilayah pedesaan untuk dipekerjakan di pertanian
kolektif. Pemerintah yang baru ini menginginkan hasil pertanian yang sama
dengan yang terjadi pada abad 11. Mereka menolak pengobatan Barat yang
berakibat rakyat Kamboja kelaparan dan tidak ada obat sama sekali di Kamboja.
Pada
November 1978, Vietnam menyerbu RD Kamboja untuk menghentikan genosida besar-besaran yang terjadi di
Kamboja. Akhirnya, pada tahun 1989, perdamaian mulai digencarkan antara kedua
pihak yang bertikai ini di Paris. PBB memberi mandat untuk mengadakan
gencatan senjata antara pihak Norodom Sihanouk dan Lon Nol.
Sekarang,
Kamboja mulai berkembang berkat bantuan dari banyak pihak asing setelah perang,
walaupun kestabilan negara ini kembali tergoncang setelah sebuah kudeta yang
gagal terjadi pada tahun 1997.
Politik di Kamboja
Pemerintahan di Kamboja
Politik
nasional di Kamboja mendapat tempat ketika pembuatan konstitusi nasional pada
tahun 1993. Pemerintahan adalah monarki konstitusional dan dijalankan sebagai
demokratik parlementer.
Sistem
parlemen Kamboja adalah bikameral. Dimana dibagi menjadi dewan rendah, majelis
nasional, atau Radhsphea dan sebuah dewan tinggi, senat, atau Sénat. 123 kursi
anggota majelis terpilih untuk masa jabatan 5 tahun. Senat mempunyai 61 kursi,
dua diantaranya dipilih oleh raja dan dua lainnya oleh majelis nasional, dan sisanya
dipilih melalui pemilihan umum di 24 provinsi di Kamboja. Masa jabatan senat
adalah 6 tahun.
Partai
Rakyat Kamboja adalah partai utama di Kamboja. Partai ini menempati 73 kursi di
majelis nasional dan 43 kursi di senat. Oposisi Partai Sam Rainsy adalah partai
terbesar kedua di Kamboja dengan 26 kursi di majelis nasional dan 2 kursi di
senat.
Kamboja
merupakan salah satu negara dengan pemerintahan terkorup di dunia.
Militer di Kamboja
Angkatan
Darat Kerajaan Kamboja, Angkatan Laut Kerajaan Kamboja, Angkatan Udara Kerajaan
Kamboja, dan Polisi Militer Kerajaan Kamboja merupakan bagian dari Angkatan
Bersenjata Kerajaan Kamboja, dalam komando dari Kementrian Pertahanan Kerajaan
Kamboja, dipimpin oleh Perdana Menteri Kerajaan Kamboja.
Awal dari
revisi struktur komandi pada awal tahun 2000 menjadi kunci pembentukan militer
Kamboja. Pada tahun 2010, Angkatan Besenjata Kerajaan Kamboja memiliki sekitar
210.000 pasukan. menginvestigasi dan menanggulangi kejahatan dan terorisme,
untuk menjaga wilayah dan bangunan yang dilindungi, dan untuk mambantu dan
mengevakuasi penduduk dari bencana dan Militer Kamboja menghabiskan 3% anggaran
negara.
Polisi Militer Kerajaan Kamboja memiliki lebih dari 7.000 pasukan. Mereka bertugas untuk menjaga keamanan, untuk konflik.
Polisi Militer Kerajaan Kamboja memiliki lebih dari 7.000 pasukan. Mereka bertugas untuk menjaga keamanan, untuk konflik.
Agama
Agama Buddha Theravada adalah agama
resmi di Kamboja, dengan jumlah pemeluk sekitar 95% dari total penduduk. Terdapat 4.392 wihara di kamboja.
Agama terbesar kedua adalah Islam yang merupakan etnis Chams dan
Melayu. Mereka kebanyakan tinggal di Provinsi Kampong Cham. Terdapat 300.000 warga Muslim di negara
ini.
Satu persen penduduk Kamboja memeluk
agama Kristen, dengan
yang terbesar adalah Kristen Katolik diikuti dengan Kristen Protestan. Terdapat
sekitar 20.000 penduduk beragama Katolik di Kamboja dan merupakan 0,15% dari
seluruh penduduk Kamboja.
Agama Buddha
Mahayana adalah agama yang mayoritar dipeluk oleh warga Tionghoa dan orang
Vietnam di Kamboja.
Pendidikan
Kementrian
Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kerajaan Kamboja bertugas untuk membuat
kurikulum untuk pendidikan di Kamboja. Sistem pendidikan di Kamboja sangat
terpusat. Konstitusi Kamboja memberikan pendidikan gratis selama 9 tahun.
Sensus 2008
menunjukan bahwa 77,6% penduduk adalah terpelajar (85,1% laki-laki dan 70,9%
perempuan). Secara tradisional, pendidikan di Kamboja diajarkan oleh para
bhiksu.
Pembagian administratif
Kamboja
dibagi menjadi 20 provinsi (khett) and 4 kota praja (krong). Daerah Kamboja kemudian dibagi menjadi distrik(srok), komunion (khum), distrik
besar (khett), and kepulauan(koh).
1. Kota Praja (Krong):
·
Phnom Penh
·
Sihanoukville (Kampong Som)
·
Pailin
·
Kep
2. Provinsi (Khett):
·
Banteay Meanchey, Battambang, Kampong Cham, Kampong Chhnang, Kampong Speu, Kampong Thom, Kampot, Kandal, Koh Kong, Kratié, Mondulkiri, Oddar Meancheay, Pursat, Preah Vihear, Prey Veng, Ratanakiri, Siem Reap, Stung Treng, Svay Rieng and Takéo
3. Kepulauan (Koh):
·
Koh Sess
·
Koh Polaway
·
Koh Rong
·
Koh Thass
·
Koh Treas
·
Koh Traolach
·
Koh Tral
·
Koh Tang
Geografi
Kamboja
mempunyai area seluas 181.035 km2. Berbatasan dengan Thailand di
barat dan utara, Laos di timurlaut dan Vietnam di timur dan tenggara.
Kenampakan geografis yang menarik di Kamboja ialah adanya dataran lacustrine yang
terbentuk akibat banjir di Tonle Sap. Gunung tertinggi di Kamboja adalah Gunung
Phnom Aoral yang berketinggian sekitar 1.813 mdpl.
Kenampakan
geografis yang menarik di Kamboja ialah adanya dataran lacustrine yang
terbentuk akibat banjir di Tonle Sap. Gunung tertinggi di Kamboja adalah Gunung
Phnom Aoral yang berketinggian sekitar 1.813 mdpl.
- Lokasi : Asia
tenggara, berbatasan dengan teluk Thailand, antara Thailand, Vietnam dan
Laos
- Koordinat
Geografi : 13 00 U, 105 00 T
- Wilayah :
Total 181.040 km2 dengan daratan 176.520 km2 dan Perairan: 4.520km2
- Perbatasan
Darat : Total 2.572 km2 negara perbatasan : Laos 541 km, Thailand
803 km, Vietnam 1.228 km
- Garis pantai :
443 km
- Iklim :
tropis, musim monsoon (mei sampai November); musim panas (Desember sampai
april); sedikit variasi temperatur musiman
- Sumber Daya
Alam : Minyak dan gas, kayu, batu berharga, besi mentah, manganese, phospates,
hydropower potential
Letak
geografis negara beriklim tropis itu bersebelahan dengan sejumlah negara
anggota ASEAN. Wilayah bagian tengah Kamboja adalah sebuah basin atau cekungan
yang dikelilingi oleh dataran yang luas. Wilayah Kamboja dialiri oleh Sungai Mekong yang merupakan sungai
terpanjang di negara ini. Sebelah tenggara cekungan terdapat delta Sungai
Mekong, sedangkan di sebelah utara dan barat daya cekungan terdapat beberapa
rangkaian pegunungan. Di bagian timur Kamboja berupa dataran tinggi. Kenampakan
geografis yang menarik di Kamboja ialah adanya dataran lacustrine yang
terbentuk akibat banjir di Tonle Sap. Gunung
tertinggi di Kamboja adalah Gunung Phnom Aoral yang berketinggian sekitar
1.813 mdpl.
Secara
menyeluruh, bentuk wilayah Kamboja
menyerupai piring. Di bagian tengahnya terdapat dataran besar Tonle Sap,
sedangkan bagian tepi dibentuk oleh deetan pegunungan. Di sebelah utara
terdapat Pegunungan Dong Rek (Phanon Dang Reh) dan di bagian barat terdapat
Pegunungan Cardamon. Barisan pegunungan itu memiliki ketinggian 750 – 900
meter. Puncak tertingginya adalah Gunung Phnum Aoral (1.771 m). Di bagian timur
dapat dijumpai Plato Rotanikiri dan Plato Mondol.
Iklim di Kamboja
Iklim Kamboja didominasi oleh monsun. Rata-rata suhu di Kamboja antara 21 sampai 35 °C. Kamboja memiliki dua musim. Musim hujan terjadi pada Mei sampai Oktober, rata-rata suhu saat musim hujan adalah 22 °C. Musim kemarau berlangsung dari November sampai April dan suhu rata-ratanya bisa mencapai 40 °C pada bulan April. Bencana banjir pernah terjadi pada tahun 2001 dan kembali terjadi pada tahun 2002.
Keanekaragaman Hayati
Kamboja memiliki banyak varietas tumbuhan dan hewan. Terdapat sedikitnya 212 spesies mamalia, 536 spesies burung, 240 spesies reptil, 850 spesies ikan air tawar (di area Danau Tonle Sap), dan 435 spesies ikan air laut.
Laju
deforestasi di Kamboja adalah salah satu yang tertinggi di dunia. Pada tahun
1969, luas hutan di Kamboja meliputi lebih dari 70% dari luas total dan menurun
menjadi hanya 3,1% pada tahun 2007. Kamboja kehilangan 25.000 kilometer persegi
hutan.
Penduduk
Kamboja merupakan negara yang berpenduduk nomor dua terkecil di Asia Tenggara dengan jumlah penduduk sekitar 10 juta jiwa. Mayoritas negara-negara lainnya di Asia Tenggara memiliki jumlah penduduk yang jauh lebih banyak daripada Kamboja, seperti : Indonesia dengan 210 juta jiwa, Vietnam dengan 80 juta jiwa, Philipina dengan 73 juta jiwa, Thailand dengan 64 juta jiwa, Myanmar 50 juta jiwa dan Malaysia 19.9 juta jiwa. Hanya Laos yang memiliki jumlah penduduk yang kecil dengan hanya 5.5 juta jiwa. Dengan perbandingan, Singapura memiliki jumlah penduduk sekitar 3.4 juta jiwa.Pada tahun 1975,
Selama empat
tahun masa kekuasaan dari Khmer merah, jumlah penduduk menurun drastis menjadi
hanya 6 juta jiwa, banyak dari mereka yang di bunuh oleh khmer merah tetapi ada
juga yang kelaparan dan ada pula yang bermigrasi dalam jumlah yang cukup besar,
terutama orang-orang dari etnik Vietnam.Kelompok penduduk yang dominan di
Kamboja adalah dari etnik Khmer, sekitar 85 % dari jumlah keseluruhan
penduduk kamboja. Sisanya adalah orang dari etnik Vietnam, lalu diikuti oleh
orang-orang dari etnik Cina, dan sekitar 100.000 muslim Cham, serta yang
terakhir adalah beberapa dari suku primitif.
Agama Buddha
Theravada adalah agama resmi di Kamboja, dengan jumlah pemeluk sekitar 95% dari
total penduduk. Terdapat 4.392 wihara di kamboja .Agama terbesar kedua adalah
Islam yang merupakan etnis Chams dan Melayu. Mereka kebanyakan tinggal di
Provinsi Kampong Cham. Terdapat 300.000 warga Muslim di negara ini. Satu persen
penduduk Kamboja memeluk agama Kristen, dengan yang terbesar adalah Kristen
Katolik diikuti dengan Kristen Protestan. Terdapat sekitar 20.000 penduduk
beragama Katolik di Kamboja dan merupakan 0,15% dari seluruh penduduk Kamboja.
Agama Buddha Mahayana adalah agama yang mayoritar dipeluk oleh warga Tionghoa
dan orang Vietnam di Kamboja.
Angka
harapan hidup adalah 60 tahun untuk laki-laki dan 65 tahun untuk perempuan pada
tahun 2010. Ini meningkat dari angka harapan hidup pada tahun 1999 yaitu 49,8
tahun untuk laki-laki dan 46,8 tahun untuk perempuan. Pemerintah Kerajaan
Kamboja berencana untuk meningkatkan kualitas kesehatan di negaranya dengan
menanggulangi HIV/AIDS, malaria, dan wabah lainnya. Anggaran yang dikeluarkan
untuk kesehatan adalah 5,8%.
Budaya di
Kamboja sangatlah dipengaruhi oleh agama Buddha Theravada. Diantaranya dengan
dibangunnya Angkor Wat. Kamboja juga memiliki atraksi budaya yang lain,
seperti, Festival Bonn OmTeuk, yaitu festival balap perahu nasional yang
diadakan setiap November. Rakyat Kamboja juga menyukai sepak bola. Tarian
Kamboja dibagi menjadi tiga kategori: tarian klasik Khmer, tarian rakyat, dan
tarian sosial.
Ekonomi
Perekonomian di Kamboja ditopang oleh sektor pertanian. Sekitar 80% lahan pertanian ditanami padi. Daerah penanaman padi berada di dataran besar Tonle ap dan sekitar Sungai Mekong. Hasil pertanian lainnya mmeliputi karet, umbi-umbian, jagung, buncis, dan tembakau. Kegiatan industri meliputi industri semen dan pengolahan karet.
Pada tanggal
9 November 1953, Perancis memberikan kemerdekaan untuk Kamboja dan pada saat
itu Sihanouk menyatakan bahwa Kamboja merupakan negara netral yang tidak
terlibat dalam perang Vietnam. Dalam periode 1970-1993, Kamboja memasuki masa
perang saudara yang menghancurkan infrastruktur fisik dan kemampuan sumber daya
manusia, sewaktu Pangeran Sihanouk pergi ke luar negeri, keponakannya Pangeran
Sisowath Sirik Matak bersama Lon Nol melakukan kudeta. Semenjak itu kemelut
semakin besar di negara Kamboja pada masa ini juga ditandai dengan berkuasanya
rezim Khmer Merah. Bahasa resmi penduduk Kamboja adalah bahasa Khmer. Bahasa
lain yang digunakan adalah bahasa Prancis, sebagian besar penduduk beragama
Buddha. Jumlah penduduk negara ini 11.168.000 jiwa. Sebagian besar penghidupan
penduduknya di sektor pertanian. Hasil pertanian di Kamboja adalah beras,
jagung, merica, tembakau, kapas, gula aren, dan lain sebagainya. Sedangkan
hasil tambangnya adalah besi, tembaga, mangan, dan emas. Hasil industri Kamboja
adalah tekstil, kertas, plywood, dan minyak.
Tahun 1999,
tahun pertama perdamaian setelah 30 tahun, pemerintah membuat kemajuan dalam
reformasi ekonomi. AS dan Kamboja menandatangani Perjanjian Tekstil Bilateral,
yang memberikan Kamboja jaminan quota untuk impor tekstil AS dan bonus karena
memperbaiki kondisi bekerja dan mendorong hukum tenaga kerja Kamboja dan
standar tenaga kerja internasional dalam industri tersebut. Dari 2001 sampai
2004, ekonomi tumbuh rata-rata 6.4%, disebabkan oleh ekspansi di bidang garmen
dan pariwisata.
Pariwisata
Industri pariwisata adalah penghasilan terbesar kedua di Kamboja setelah industri tekstil. Antara Januari dan Desember 2007, terdapat sekitar 2 juta wisatawan asing, meningkat 18,5% dari tahun 2006. Kebanyakan wisatawan (51%) mengunjungi Siem Reap dan sisanya (49%) menuju Phnom Penh dan destinasi lainnya. Kebanyakan wisatawan datang dari Jepang, Cina, Filipina, Amerika, Korea Selatan, dan Prancis. Suvenir yang terdapat di Kamboja antara lain kerajinan dari keramik, sabun, rempah-rempah, ukiran kayu, kerajinan perak, dan kerajinan dari botol yang didalamnya terdapat wine beras.
Budaya
Angkor Wat, salah satu situs warisan budaya
yang ada di Kamboja
Budaya di
Kamboja sangatlah dipengaruhi oleh agama Buddha Theravada. Diantaranya dengan
dibangunnya Angkor Wat. Kamboja juga memiliki atraksi budaya yang lain,
seperti, Festival Bonn OmTeuk, yaitu festival balap perahu nasional yang
diadakan setiap November. Rakyat Kamboja juga menyukai sepak bola.
Budaya di Kamboja sangatlah dipengaruhi oleh agama Buddha Theravada. Diantaranya dengan dibangunnya Angkor Wat. Kamboja juga memiliki atraksi budaya yang lain, seperti, Festival Bonn OmTeuk, yaitu festival balap perahu nasional yang diadakan setiap November. Rakyat Kamboja juga menyukai sepak bola. Tarian Kamboja dibagi menjadi tiga kategori: tarian klasik Khmer, tarian rakyat, dan tarian sosial.
Sekarang Kamboja dengan bantuan dari negara-negara asing, mencoba untuk menghidupkan kembali seni dan budaya tradisionalnya. Saat ini pertunjukan seni tradisional seperti tarian Apsara, paling banyak diadakan oleh organisasi swasta, seperti hotel dan restoran.
Budaya di Kamboja sangatlah dipengaruhi oleh agama Buddha Theravada. Diantaranya dengan dibangunnya Angkor Wat. Kamboja juga memiliki atraksi budaya yang lain, seperti, Festival Bonn OmTeuk, yaitu festival balap perahu nasional yang diadakan setiap November. Rakyat Kamboja juga menyukai sepak bola. Tarian Kamboja dibagi menjadi tiga kategori: tarian klasik Khmer, tarian rakyat, dan tarian sosial.
Sekarang Kamboja dengan bantuan dari negara-negara asing, mencoba untuk menghidupkan kembali seni dan budaya tradisionalnya. Saat ini pertunjukan seni tradisional seperti tarian Apsara, paling banyak diadakan oleh organisasi swasta, seperti hotel dan restoran.
Tari Tradisional Kamboja (Robam)
Tarian Robam berasal dari Kamboja
Tari Tradisional Kamboja (Robam) Ratusan tahun
yang lalu, Robam (tari) Apsara ditampilkan hanya untuk Kerajaan Khmer, walaupun
setelah itu tarian ini juga ditampilkan untuk perayaan khusus Kerajaan, seperti
perayaan setelah menang dari perang. Akan tetapi sebuah serangan yang dilakukan
Kerajaan Siamese (sekarang Thailand) pada abad ke-15 berimbas ke Robam Apsara.
Serangan tersebut memaksa Kerajaan Khmer untuk memindahkan ibu kota mereka ke
Phnom Penh dan sejak itu tarian ini pun hanya dipertunjukkan secara terbatas
hanya di kalangan istana.
Tari Apsara, seperti tarian Khmer lainnya, biasanya ditemani oleh orkes klasik Khmer, Pinpeat di Phnom Penh, Kamboja (klik di sini untuk informasi lebih lanjut tentang Pinpeat).
Pada awal tahun 1900, Ratu Khmer Sisowath Kossamak Nearireath “meluncurkan kembali” Tari Apsara untuk rakyat Kamboja. Dia diketahui mempelajari sejarah Tari Apsara dari banyak literasi, termasuk dari relief timbul pada kuil-kuil di provinsi Siem Reap.
Saat ini Tari Apsara dapat ditonton di hotel dan restoran di Phnom Penh. Savana Phum, sebuah teater yang mengatur pertunjukan kesenian Khmer, termasuk boneka bayangan, biasanya diadakan setiap hari Jumat dan Sabtu pk. 19:30.
Tari Apsara, seperti tarian Khmer lainnya, biasanya ditemani oleh orkes klasik Khmer, Pinpeat di Phnom Penh, Kamboja (klik di sini untuk informasi lebih lanjut tentang Pinpeat).
Pada awal tahun 1900, Ratu Khmer Sisowath Kossamak Nearireath “meluncurkan kembali” Tari Apsara untuk rakyat Kamboja. Dia diketahui mempelajari sejarah Tari Apsara dari banyak literasi, termasuk dari relief timbul pada kuil-kuil di provinsi Siem Reap.
Saat ini Tari Apsara dapat ditonton di hotel dan restoran di Phnom Penh. Savana Phum, sebuah teater yang mengatur pertunjukan kesenian Khmer, termasuk boneka bayangan, biasanya diadakan setiap hari Jumat dan Sabtu pk. 19:30.
Buong Suong
Tarian Buong Suong
Sejarawan
mempercayai Buong Suong adalah tarian Khmer yang paling kuno. Tarian dibawakan
satu kali, di bawah perintah Kerajaan untuk meminta hujan pada dewa-dewa selama
musim kering dan berkah untuk rakyat Kerajaan Khmer.
Sayangnya,
informasi yang tersedia mengenai Buong Suong tidak selengkap Tari Apsara, yang
bisa dipelajari dari banyak relief timbul pada kuil Angkor. Para ahli yakin
sejak Khmer Merah menghabisi para aktor, penari, dan orang-orang yang
berprofesi serupa, informasi lengkap mengenai Buong Suong menjadi sangat
sedikit.
Robam Trot (Tari “Troddi”)
Tarian
rakyat tradisional Khmer ini biasanya ditampilkan selama perayaan-perayan Tahun
Baru Kamboja. Dipercaya bahwa tarian ini sebenarnya berasal dari bagian barat
(barat laut) Kamboja saat masyarakat Khmer belum terpengaruh oleh budaya India
kuno. Tanggal Tahun Baru Kamboja pada 2012.
Robam Trot (Tari Troddi)
memiliki arti membuang ketidakberuntungan pada tahun lalu dan mengharapkan
kehidupan yang lebih baik di Tahun Baru. Kadang tarian ini juga dibawakan untuk
meminta hujan selama musim kemarau. Penari biasanya terdiri dari 16 orang, baik
pria dan wanita.
Musik tradisional
Seperti
tarian-tarian tradisional, beberapa instrumen musik tradisional Kamboja juga
terlihat pada dinding-dinding kuil di era Angkorian, yang digambarkan pada
relief timbul. Beberapa instrumen musik tradisional mereka sangat mirip dengan
alat musik tradisional Jawa, seperti “gamelan” Jawa. Beberapa ahli menyarankan
agar mantan Raja Khmer Jayavarman II membawa pengaruh dari budaya kuno Jawa ke
Kamboja setelah dia kembali dari pulau Jawa pada akhir tahun 700-an.
Musik
tradisional Khmer juga menderita akibat rezim Khmer Merah dan saat ini terjadi
kekurangan musisi tradisional Khmer di Kamboja karena banyak di antara mereka
yang dibunuh. Namun beberapa ahli musik asing, bersama dengan musisi Kamboja
yang bertahan di rezim Khmer Merah, telah mengeksplorasi dan mencoba untuk
membantu perkembangan musik ini.
Pada masa
lampau, masyarakat Khmer memainkan musik untuk mengiringi pertunjukan penari
atau pada perkumpulan sosial. Musik mereka biasanya tidak terlalu cepat dan
tidak terlalu lambat. Melodinya cukup mudah dan tidak ada sistem notasi.
Di antara
musik tradisional Khmer, seperti Pinpeat, Mohori, Phleng Kar (musik perkawinan
Khmer), dan Phleng Arak (lebih sering dimainkan untuk memberi penghormatan pada
leluhur mereka), dua diantaranya dijelaskan di bawah :
Pinpeat
“Pi” mengacu
pada alat musik dari buluh dan ‘peat’ mengacu pada alat musik perkusi. Pinpeat
biasanya dimainkan untuk mengiringi penari tradisional Khmer, dan juga selama
acara keagamaan. Saat mengiringi penari Khmer, Pinpeat merupakan cara
berinteraksi antara musisi, penari, dan vokalis.
Pada umumnya
Pinpeat terdiri dari sekitar 9 instrumen, penyanyi dan paduan suara. Sekarang,
karena keberadaan musisi tradisional Khmer terbatas, Pinpeat terkadang
ditampilkan dengan instrumen yang lebih sedikit. Instrumen yang paling sering
adalah Roneat (lihat gambar di sebelah kiri); sebuah silofon; Kong Thom, gong
bulat besar (gambar kecil di belakang Roneat); Sampho (drum kecil berkepala
ganda); Skor Thom (sebuah drum besar).
Mohori
Pada dahulu
kala Mohori dipentaskan di Kerajaan Istana, sama seperti Pinpeat walaupun
terkadang dimainkan juga di beberapa desa. Walaupun instrumen musik yang
digunakan mirip dengan Pinpeat, instrumen utama Mohori terdiri dari dua jenis
Roneat dan dua jenis Tro (biola Khmer).
Rangkuman
Nama Resmi :
áž–្ážšះážšាជាណាចក្រកម្áž–ុជា Preăh Réachéanachâk KâmpÅchéa (Khmer) atau Kamboja
Bentuk Pemerintahan : Kerajaan
Ibu Kota :
Phnom Penh
Letak Astronomis : 13 00 LU, 105 00 BT
Jumlah Penduduk :
negara yang satu ini memiliki 0,21% penduduk dunia atau setara dengan 15,4 juta
jiwa menurut data tanggal 1 Juli 2015
Agama :
95% Agama Buddha , 4%Agama Islam dan 1% Agama Kristen(Katolik)
Bahasa :
Bahasa Khmer: áž–្ážšះážšាជាណាចក្រកម្áž–ុជា. Dibaca: Kampuchea
Iklim :
tropis, musim monsoon (mei sampai November) musim panas (Desember sampai
april)
Puncak Tertinggi :
Gunung Phnom Aoral
Sungai Terpanjang :
Sungai Mekong
Mata Uang :
Riel (KHR)
Tanggal Kemerdekaan :
Kemerdekaan (dari Perancis) 9
November 1953
Lagu Kebangsaan :
Nokor Reach
Tanggal Masuk Ke Asean :
Kamboja bergabung pada (16 Desember 1998)
Tempat Tempat Penting :
Angkor Wat, Istana Raja dan Silver Pagoda, Tuol Sleng Genocide Museum dan Killing Field, Thmey Market, Sihanoukville
Komuditas Ekspor Unggulan : industri tekstil danIndustri pariwisata
Flora dan Fauna : Kamboja memiliki banyak varietas tumbuhan dan
hewan. Terdapat sedikitnya 212 spesies mamalia, 536 spesies burung, 240 spesies
reptil, 850 spesies ikan air tawar (di area Danau Tonle Sap), dan 435 spesies
ikan air laut.
Bagikan
Profil Lengkap 10 Negara ASEAN : Kamboja
4/
5
Oleh
Bil Jabbar Adnan
1 komentar:
Tulis komentarinfo menarik
ReplyJangan lupa tinggalkan komentar yah :)