Peringkat 10, Richard Sambera
Richard
Sambera adalah perenang putra andalan Indonesia kelahiran Jakarta 19 Desember
1971. Ia eksis dari tahun 1980-an, 1990-an dan 2000-an ini. Prestasinya antara
lain memperoleh medali emas di Sea Games dan beberapa medali kejuaraan renang
Asia maupun dunia. Saat ini dia menjadi pembawa acara televisi untuk siaran
olahraga.
Richard
berhasil menyelesaikan pendidikan dan meraih gelar bachelor of science di
Political Science and Economy Arizona State University, Amerika Serikat. Selama
di Amerika Serikat, Richard menjadi pelatih tim renang putra Arizona State
University. Perkenalan Richard dengan media terjadi saat bergabung dengan koran
Arizona Republic. Sejak tahun 2003, Richard bergabung dengan Metro TV sebagai
pembawa berita di Metro Sports.
Peringkat 9, Lim Swie King
Swie
King, (lahir di Kudus, Jawa Tengah, 28 Februari 1956; umur 53 tahun) adalah
seorang pemain bulutangkis yang dulu selalu menjadi buah bibir sejak dia mampu
menantang Rudy Hartono di final All England tahun 1976 dalam usianya yang
ke-20. Kemudian Swie King menjadi pewaris kejayaan Rudy di kejuaraan paling
bergengsi saat itu dengan tiga kali menjadi juara ditambah empat kali menjadi
finalis. Bila ditambah dengan turnamen “grand prix” yang lain, gelar kemenangan
Swie King menjadi puluhan kali. Swie King juga menyumbang medali emas Asian
Games di Bangkok 1978, dan enam kali membela tim Piala Thomas. Tiga di
antaranya Indonesia menjadi juara.
Mulai
bermain bulu tangkis sejak kecil atas dorongan orangtuanya di kota kelahiran
Kudus, Swie King yang lahir 28 Februari 1956 akhirnya masuk ke dalam klub PB
Djarum yang banyak melahirkan para pemain nasional.
Usai
menang di Pekan Olahraga Nasional saat berusia 17 tahun, akhir 1973, Liem Swie
King direkrut masuk pelatnas yang bermarkas di Hall C Senayan. Setelah 15 tahun
berkiprah, Swie King merasa telah cukup dan mengundurkan diri di tahun 1988.
Saat aktif sebagai pemain, Liem terkenal dengan pukulan smash andalannya,
berupa jumping smash, yang dijuluki sebagai King Smash.
Liem
Swie King sebenarnya dari marga Oei bukan marga Liem. Pergantian marga seperti
ini pada masa dahulu zaman Hindia Belanda biasa terjadi, pada masa itu seorang
anak dibawah usia ketika memasuki wilayah Hindia Belanda (Indonesia sekarang)
harus ada orang tua yg menyertainya, bila anak itu tidak beserta orang tua
aslinya, maka oleh orang tuanya akan dititipkan kepada “orang tua” yg lain,
“orang tua” ini bisa saja bermarga sama atau lain dari aslinya.
Peringkat 8, Lisa Rumbewas
Raema
Lisa Rumbewas (lahir di Jayapura, 10 September 1980; umur 28 tahun) adalah
seorang atlet putri angkat besi asal Indonesia. Ia berasal dari keluarga atlet.
Ayahnya, Levi Rumbewas pernah menjadi binaragawan terbaik Indonesia. Sementara
ibunya, Ida Korwa juga seorang lifter. Keluarga ini boleh disebut perintis
angkat besi di Papua.
Pada
Olimpiade Athena 2004 Lisa, begitu panggilan akrabnya, mendapat medali perak
untuk kategori angkat besi putri, kelas 53 kg Grup A. Sebelumnya ia pernah
meraih medali perak di Olimpiade Sydney 2000. Selain itu ia juga mendapat
medali serupa pada SEA Games XXI. Rumbewas tampil kembali di nomor 53 kg pada
Olimpiade Beijing 2008, namun hanya menempati posisi keempat dengan total
angkatan 206 kg.
Peringkat 7, Bambang Pamungkas
Bambang
Pamungkas (lahir di Salatiga, Jawa Tengah, 10 Juni 1980; umur 29 tahun) adalah
seorang pemain sepak bola Indonesia. Saat ini dia bermain untuk Persija Jakarta
di Divisi Utama Liga Indonesia dan pernah mewakili negara dalam timnas sepak
bola Indonesia. Dia biasa berposisi sebagai penyerang.
Meskipun
tidak terlalu tinggi (171 cm), Bambang mempunyai lompatan yang tinggi dan
tandukan yang akurat. Salah satu pemain yang dikaguminya adalah rekannya dalam
tim nasional, Kurniawan Dwi Yulianto.
Saat
masih bermain dalam tim remaja Jawa Tengah, ia pernah dinobatkan sebagai pemain
terbaik Piala Haornas, sebuah kejuaraan tingkat remaja. Bambang juga pernah
menjadi pencetak gol terbanyak untuk skuad Indonesia di Piala Asia U-19 Grup V,
dengan 7 gol.
Penampilan
pertama Bambang bersama timnas senior adalah pada 2 Juli 1999 dalam
pertandingan persahabatan melawan Lituania. Bambang, yang saat itu baru berusia
18 tahun, berhasil menciptakan sebuah gol dalam pertandingan yang berakhir seri
2-2.
Bambang
menjaringkan 2 gol pada musim pertamanya di Liga Indonesia walaupun tim yang
diwakilinya Persija Jakarta gagal ke babak akhir. Saat musim tersebut berakhir,
Bambang bergabung dengan sebuah tim divisi 3 Belanda, EHC Norad.
Namun masalah keluarga dan kegagalan dalam menyesuaikan diri dengan cuaca sejuk Eropa menyebabkan beberapa bulan setelah itu, EHC Norad meminjamkan Bambang kembali kepada Persija sebelum kedua-dua pihak mengakhiri kontrak atas persetujuan bersama.Setahun kemudian, Bambang menjadi top scorer dr belakang dengan 8 gol sekaligus membantu Indonesia menjadi juara kedua Piala Tiger 2002.
Namun masalah keluarga dan kegagalan dalam menyesuaikan diri dengan cuaca sejuk Eropa menyebabkan beberapa bulan setelah itu, EHC Norad meminjamkan Bambang kembali kepada Persija sebelum kedua-dua pihak mengakhiri kontrak atas persetujuan bersama.Setahun kemudian, Bambang menjadi top scorer dr belakang dengan 8 gol sekaligus membantu Indonesia menjadi juara kedua Piala Tiger 2002.
Hingga
penampilan terakhirnya untuk Indonesia pada kualifikasi Piala Dunia 2006
melawan Sri Lanka pada September 2004, Bambang telah menjaringkan 18 gol dalam
35 penampilan.
Namun masalah kecederaan serta prestasi yang menurun (kali terakhir Bambang menjaringkan gol untuk Indonesia adalah pada 12 Februari 2004) menyebabkannya tersisih dari skuad Piala Tiger Indonesia 2004. Saat rekan-rekannya berjuang di Piala Tiger, Bambang menandatangani kontrak dengan Selangor FC. Hingga Juli 2005, ia adalah pencetak gol terbanyak untuk timnya dengan 22 gol.
Namun masalah kecederaan serta prestasi yang menurun (kali terakhir Bambang menjaringkan gol untuk Indonesia adalah pada 12 Februari 2004) menyebabkannya tersisih dari skuad Piala Tiger Indonesia 2004. Saat rekan-rekannya berjuang di Piala Tiger, Bambang menandatangani kontrak dengan Selangor FC. Hingga Juli 2005, ia adalah pencetak gol terbanyak untuk timnya dengan 22 gol.
Musim
2007 ia kembali memperkuat Persija Jakarta di Liga Indonesia.
Pada 10
Juli 2007, ketika pertandingan Indonesia-Bahrain, ia mencetak gol, memastikan
Indonesia menang 2-1.
Peringkat 6, Yayuk Basuki
Sri
Rahayu Basuki atau lebih dikenal dengan nama Yayuk Basuki (lahir pada 30
November 1970 di Yogyakarta) adalah pemain tenis dari Indonesia yang paling
terkenal pada tahun 1990-an.
Ia
memulai karir profesional pada tahun 1990. Pada tahun berikutnya, ia menjadi
petenis Indonesia pertama yang menjuarai turnamen profesional. Sepanjang
karirnya, Yayuk berhasil memperoleh enam gelar tunggal Tur WTA dan sembilan
gelar dari ganda. Prestasi terbaiknya dalam turnamen Grand Slam adalah mencapai
babak perempat final Wimbledon pada tahun 1997. Ia pensiun dari karir
profesional pada tahun 2004.
Peringkat
tertinggi yang pernah dicapainya adalah posisi ke-19 untuk bagian tunggal dan
ke-9 untuk bagian ganda. Jumlah uang yang diperolehinya selama karir adalah
US$1.645.049.
Peringkat 5, Alan Budikusuma
Alan Budikusuma Wiratama alias
Goei Ren Fang (Dalam aksara Tionghoa: 魏仁芳), (lahir di
Surabaya, Jawa Timur, 29 Maret 1968; umur 41 tahun) adalah mantan pemain
bulutangkis Indonesia yang meraih medali emas bulutangkis pada Olimpiade Barcelona
1992 dalam nomor tunggal putra.
Ia pensiun dari dunia bulutangkis setelah Olimpiade Atlanta 1996.
Ia pensiun dari dunia bulutangkis setelah Olimpiade Atlanta 1996.
Alan menikah dengan Susi Susanti, yang juga
memenangkan medali emas bulutangkis pada Olimpiade Barcelona.
Peringkat 4, Rudi Hartono
Rudy
Hartono Kurniawan (Hanzi: 梁海量, Nio Hap Liang; translasi fonetik nama Indonesianya ke bahasa Tionghoa: 哈托诺 Hatuonuo; lahir di
Surabaya, Jawa Timur, 18 Agustus 1949; umur 59 tahun) adalah seorang mantan
pemain bulutangkis Indonesia. Ia pernah memenangkan kejuaraan dunia di tahun
1980, dan Kejuaraan All England selama 8 kali (7 diantaranya diraih secara
berturut-turut) pada tahun 1960′an dan 1970′an.
Peringkat 3, Chris John
Yohannes Christian John, atau lebih dikenal sebagai
Chris John (lahir di Jakarta, 14 September 1979; umur 29 tahun) adalah seorang
petinju Indonesia. Ia tercatat sebagai petinju Indonesia ketiga yang berhasil
meraih gelar juara dunia, setelah Ellyas Pical dan Nico Thomas.
Peringkat 2, Taufik Hidayat
Taufik Hidayat (lahir di Bandung, Jawa Barat, 10 Agustus 1981; umur 27 tahun) adalah pemain bulutangkis tunggal putra dari Indonesia yang berasal dari klub SGS Elektrik Bandung dengan tinggi badan 176 cm.
Putra
pasangan Aris Haris dan Enok Dartilah ini adalah peraih medali emas untuk
Indonesia pada Olimpiade Athena 2004 dengan mengalahkan Seung Mo Shon dari
Korea Selatan di babak final. Pada 21 Agustus 2005, dia menjadi juara dunia
dengan mengalahkan permain peringkat 1 dunia, Lin Dan di babak final, sehingga
menjadi pemain tunggal putra pertama yang memegang gelar Kejuaraan Dunia
Bulutangkis dan Olimpiade pada saat yang sama. Selain itu, ia juga sedang
memegang gelar juara tunggal putra Asian Games (2002, 2006).
Ia tampil di
Olimpiade Beijing 2008, namun langsung kalah di pertandingan pertamanya, melawan
Wong Choong Hann di babak kedua.
Selain
itu, dia juga telah enam kali menjuarai Indonesia Terbuka: 1999, 2000, 2002,
2003, 2004, dan 2006.
Pengalaman
lainnya antara lain pada Piala Thomas (2000, 2002, 2004, 2006 dan 2008) serta
Piala Sudirman (1999, 2001, 2003 dan 2005).
Peringkat 1, Susi Susanti
Lucia
Francisca Susi Susanti (Hanzi: 王蓮香, pinyin: Wang Lian-xiang, lahir di Tasikmalaya, Jawa Barat, 11 Februari
1971; umur 38 tahun) adalah seorang pemain bulutangkis Indonesia.
Dia
menikah dengan Alan Budikusuma, yang meraih medali emas bersamanya di Olimpiade
Barcelona 1992. Selain itu, ia pernah juga meraih medali perunggu di Olimpiade
Atlanta 1996.
International
Badminton Federation (sekarang Badminton World Federation) pada bulan Mei 2004
memberikan penghargaan Hall Of Fame kepada Susi Susanti. Pemain Indonesia
lainnya yang memperoleh penghargaan Hall Of Fame yaitu Rudy Hartono Kurniawan,
Dick Sudirman, Christian Hadinata, dan Liem Swie King.
Untuk Download versi aslinya (word) silahkan di Download
Bagikan
Penjaskes : 10 Olahragawan Terbaik Indonesia
4/
5
Oleh
Bil Jabbar Adnan
1 komentar:
Tulis komentarListening to it is certainly for you sportmania lot of your curiosity about the figure to ten athletes Muslims who never mengheobhkan the world
Replytogel singapore
Jangan lupa tinggalkan komentar yah :)